PPG Daljab 2025, Guru Agama Buddha Dibekali Kurikulum Berbasis Cinta Kasih

492 Guru Pendidikan Agama Buddha saat Pendidikan PPG.
Sumber :
  • Istimewa

VIVA Jakarta - Sebanyak 492 Guru Pendidikan Agama Buddha (PAB) mengikuti Pendidikan Profesi Guru (PPG) Dalam Jabatan (Daljab) 2025. Pelaksanaan PPG yang digelar Ditjen Bimas Buddha Kementerian Agama itu dilakukan dalam dua tahap.

 

Dirjen Bimas Buddha Supriyadi menjelaskan dua tahap tersebut yakni yang pertama di LPTK Sekolah Tinggi Agama Buddha Negeri (STABN) Sriwijaya Tangerang, Banten sebanyak 235 peserta. Lalu, di STABN Raden Wijaya, Wonogiri Jawa Tengah sebanyak 136 peserta.

 

Dia bilang untuk tahap kedua direncanakan digelar pada September 2025 dengan peserta sebanyak 121 guru. Menurut Supriyadi, pentingnya peran guru agama Buddha dalam menjaga keharmonisan dan kedamaian melalui pendidikan yang profesional.

 

Supriyadi menuturkan penting juga peran aktif dalam membina siswa Buddha di masyarakat sebagai wujud menjaga umat Buddha. Hal ini juga sebagai bentuk filosofis Guru Agama Buddha ada, karena ada siswa beragama Buddha.

 

Selamat kepada teman-teman yang telah dikukuhkan menjadi guru profesional. Tugas guru bukan hanya di bawah atap satu gedung semata, tapi juga berkewajiban untuk memelihara, menjaga, merawat para siswa kita di manapun berada,” kata Supriyadi dalam keterangannya, dikutip pada Sabtu, 23 Agustus 2025.

 

Dijelaskan dia, guru profesional adalah mereka yang menunaikan ikrar dengan sepenuh hati, menjaga integritas, serta menunjukkan keteladanan dalam pembelajaran. Ia pun berpesan bahwa pengukuhan itu bukan hanya sebatas menerima sertifikat. Tapi, kata dia, juga sebagai komitmen untuk meningkatkan kinerja nyata demi kontribusi bagi bangsa dan negara.

 

492 Guru Pendidikan Agama Buddha saat Pendidikan PPG.

Photo :
  • Istimewa

 

 

Lebih lanjut, ia menuturkan Kementerian Agama melalui program Asta Protas akan terus berupaya meningkatkan kualitas pendidikan agama. Salah satunya dengan pendekatan deep learning dan kurikulum berbasis cinta.

 

“Di pundak para gurulah kita bisa menciptakan generasi kita ke depan. Bapak Menteri Agama menegaskan bahwa teologi hari ini masih mengedepankan pendekatan maskulin atau kekuasaan. Tapi beliau menegaskan bahwa kurikulum berbasis cinta ini, kita semua berkewajiban untuk menggeser cara pandang menjadi teologi yang feminim. Hal itu sesuai dengan ajaran Buddha yakni cinta kasih,” jelas Supriyadi.

 

Kemuidian, ia menuturkan keberadaan guru agama Buddha juga tak terlepas dari keberadaan siswa. Maka itu, guru diharapkan berperan aktif tidak hanya di sekolah formal. Tapi, menurutnya juga dalam pembinaan siswa melalui Sekolah Minggu Buddha di Vihara.

 

Adapun, Ketua STABN Sriwijaya, Edi Ramawijaya Putra mengapresiasi atas kelulusan 100 persen peserta PPG Batch 1 di LPTK STABN Sriwijaya. Ia bilang sertifikat profesi adalah amanah yang harus diiringi dengan kinerja nyata.

 

 

“Kami berharap Bapak Ibu menjadi pendidik yang profesional. Tugas kita sebagai guru agama tidak hanya menyentuh aspek kognitif, tapi juga menyentuh aspek spiritualitas siswa,” ujar Edi.