Analisa Ekonom soal Kesepakatan Dagang RI-AS: Sudah Membuat Kita Terhindar dari Kemungkinan Terburuk
- Bloomberg
"Hal ini karena sebenarnya pembelian pesawat dan produk pertanian dampak utamanya adalah adanya pergeseran vendor dari negara lain ke Amerika Serikat. Kita harus paham, ini kondisinya berat, lanjut Fakhrul.
Pun, ia menekankan re-wiring impor dari negara lain ke AS harus dilakukan. Selain itu, Fakhrul bilang, terlepas dari hasil perjanjian dagang dengan AS, RI harus mengoptimalkan prospek dari EU-CEPA. Dengan demikian, pasar RI ke negara lain terutama Uni Eropa tetap terjaga.
Fakhrul juga menanggapi kontroversi utama yang mengemuka tentang data rakyat RI. Bagi dia, negara tetap harus mengutamakan kepentingan rakyat RI.
Dia menekankan hal itu karena data adalah masa depan perekonomian dunia. Maka itu, RI harus tetap mengutamakan ketahanan nasional dan terus berusaha mencari implementasi yang win-win dengan mitra dagang.
Kemudian, Fakhrul menuturkan setelah kesepakatan dagang, ada tiga hal yang harus diperhatikan untuk perbaikan ekonomi. Ia menyebut tiga hal itu yakni percepatan belanja pemerintah dan insentif, lalu penerbitan DimSum Bond dan Kangaroo Bond Pemerintah dalam mata uang RMB dan AUD untuk membantu likuiditas nasional. Kemudian, keberlanjutan dari pemotongan suku bunga Bank Indonesia.
Sebelumnya, kesepakatan dagang antara RI an AS terkuak setelah bocoran dari Presiden AS Donald Trump. Trump menyampaikan kerangka kerja perjanjian dagang berisi poin-poin kesepakatan antara AS-RI tentang tarif resiprokal.
Salah satu poin kesepakatan yaitu tarif 19 persen untuk barang-barang ekspor RI yang masuk AS.