Guru Besar UI Kagum Pidato Prabowo di Sidang PBB: Saya Bilang Mantap & Menggelegar!
- Instagram Presiden Republik Indonesia
VIVA Jakarta — Pidato Presiden RI Prabowo Subianto di Sidang Majelis Umum PBB ke-80 terus mendapat perhatian dari publik Tanah Air. Salah satunya Guru Besar Hukum Internasional Universitas Indonesia (UI), Prof. Hikmahanto Juwana yang menyebut pidato Prabowo sebagai salah satu momen bersejarah.
Hikmahanto menyebut pidato Prabowo sebagai penegasan posisi Indonesia yang berani, bernas, dan berpihak pada keadilan dunia.
“Ternyata di luar dugaan saya. Mantap! Saya bilang mantap,” ujar Hikmahanto dalam sebuah wawancara dengan salah satu televisi dikutip pada Kamis, 24 September 2025.
Dia membandingkan isi pidato Prabowo dengan kepaala negara adidaya Amerika Serikat (AS) Donald Trump.
“Wah, menggelegar ya! Menggelegar pokoknya. Apalagi disandingkan dengan Presiden Trump,” tutur Hikmahanto.
Prabowo Subianto pidato di Sidang Umum PBB.
- Akun X Prabowo
Menurut dia, pidato Prabowo menegaskan posisi Indonesia sebagai negara berkembang yang patuh pada hukum internasional. Kata dia, gaya pidato Prabowo menggambarkan kontras dengan penyampaian pernyataan Presiden dari negara besar seperti Trump yang kerap mengabaikan aturan.
“Itulah kalau misalnya negara besar dia ngomong ngelantur kanan kiri sampai lebih dari 15 menit yang dialokasikan mungkin 45 menit ya. Jadi, kalau negara besar itu suka-suka," lanjut Hikmahanto.
"Sementara, kita ini negara berkembang, kita patuh pada aturan, patuh pada hukum-hukum internasional. Nah, itu yang disampaikan oleh Presiden Prabowo ya,” ujar Hikmahanto.
Lebih lanjut, dia bilang Prabowo juga menawarkan pendekatan baru dalam isu Palestina–Israel. Ia menyinggung cara Prabowo yang mau mengakui Israel asal Palestina berdaulat sebagai negara.
Bagi Hikmahanto, cara Prabowo berbeda dengan para Presiden RI sebelumnya.
“Beliau tahu bahwa Israel itu sangat ingin punya hubungan diplomatik dengan Indonesia. Maka itu digunakan bargaining chip itu oleh Presiden Prabowo untuk mengatakan, ‘Saya akan akui kamu, tapi akui dulu Palestina.’ Ya, itu nggak pernah dilakukan oleh presiden-presiden sebelumnya,” ujarnya.
{{ photo_id=1554 }}
Pun, ia menyinggung kembali gaya pidato yang kontras antara pidato Prabowo dan Trump.
“Kalau dikontraskan, maka pertanyaannya misalnya apakah PBB itu perlu atau tidak? Apakah climate change benar atau tidak? Begitu kan. Trump akan bilang itu tidak ada artinya. Sementara Pak Prabowo bilang, ‘Wei, itu ada perannya,’” kata Hikmahanto.
Kemudian, Hikmahanto menyebut Prabowo juga ingin menunjukkan komitmen nyata untuk mendorong perdamaian dunia, bukan sekadar retorika. Omongan Prabowo di pidato yang menyebut siap mengirim puluhan ribu gabung jadi pasukan perdamaian.
“Beliau mengatakan kalau nanti ada dimandatkan oleh Perserikatan Bangsa-Bangsa untuk membentuk pasukan perdamaian, maka 20.000 anak-anak saya laki dan perempuan akan saya kontribusikan, kalau perlu lebih dari 20.000,” tutur Prabowo.