Tak Hanya Diplomasi, Pidato Prabowo di PBB Juga Dinilai Bisa Beri Efek Perkuat Ekonomi RI
- Istimewa
Aviliani mengkritisi dengan birokrasi yang lambat dan prosedur rumit dinilai masih jadi tantangan utama bagi Indonesia dalam memaksimalkan peluang global.
“Jangan sampai sudah dipercaya, ketika investor masuk ke Indonesia, banyak persoalan yang mereka akhirnya tidak jadi. Birokrasi ini menjadi masalah dari tahun ke tahun,” jelas Aviliani.
Pun, dia menuturkan, kondisi demografi suatu negara juga jadi salah satu faktor krusial yang menentukan pertumbuhan ekonomi. Dijelaskan dia, factor itu karena jumlah penduduk usia produktif memengaruhi konsumsi dan investasi.
“Demografi sangat menentukan bagaimana perekonomian itu tumbuh, makanya kalau kita lihat yang bisa tumbuh 4-5% ke atas itu adalah negara berkembang. Negara-negara maju cenderung hanya sampai 2-3%,” jelas Aviliani.
Lebih lanjut, ia menambahkan situasi sejumlah negara maju kini juga mengalami pertumbuhan konsumsi yang lambat akibat populasi menua. Kondisi itu berpengaruh terhadap investasi juga cenderung menurun.
Namun, sebaliknya dengan negara-negara berkembang masih memiliki permintaan domestik yang kuat dan peluang investasi tinggi.
“Tidak ada orang yang mau berinvestasi ketika konsumsi turun. Nah, sekarang tinggal bagaimana kebijakan-kebijakan pemerintah itu bisa membuat investor tertarik masuk ke Indonesia,” ujarnya.