Soal One Piace, Wamenag: Nilai Antipenindasan Positif, Termasuk Nilai yang Diperjuangkan Prabowo

Wamenag, Romo HR Muhammad Syafi'i
Sumber :
  • Kemenag

Jakarta – Bagi Wakil Menteri Agama, Wamenag, Romo HR Muhammad Syafi'i, fenomena One Piace juga bisa dilihat dari semangat yang dibangun anime asal Jepang itu. Untuk itu, Romo mengajak seluruh anak muda di Indonesia menumbuhkan nilai-nilai semangat dari Anime One Piece dengan mengibarkan bendera Merah Putih.

 

"Jika ada anak muda senang dengan kisah fiksi One Piece, kita bisa ajak mereka untuk mendukung program terbaik Presiden dan semangat serta energi itu bisa kita arahkan untuk mengibarkan dan membela Merah Putih. Nakama kibarkan Merah Putih," ujar Romo Syafi’i di Jakarta, Kamis, seperti dikutip VIVA Jakarta dari Antara.

 

Sebelumnya, fenomena pengibaran bendera Jolly Roger One Piece ramai di Indonesia dan menjadi perbincangan di media sosial. Kisah One Piece yang tengah viral ikut menjadi perhatian Romo Syafi’i.

 

Wamenag melihat itu sebagai bagian fenomena budaya populer di kalangan generasi muda. Ia memandang semangat yang dibawa dalam serial anime tersebut seperti antipenindasan, antipenjajahan, dan antiketidakadilan sama seperti nilai yang diperjuangkan Presiden Prabowo Subianto.

 

"Nilai antipenindasan kan positif. Nilai antipenjajahan juga positif. Ini termasuk nilai yang juga diperjuangkan Presiden Prabowo melalui semangat kemandirian bangsa," ujar Wamenag.

 

Kisah fiksi One Piece ditulis pada akhir tahun 90-an oleh penulis dari Jepang, Eiichiro Oda. Di Indonesia, kata Wamenag, banyak kisah pahlawan yang juga memiliki nilai-nilai yang sama, bahkan itu nyata bukan fiksi.

 

"Kisah-kisah pahlawan ini bisa dikemas juga dalam bentuk rangkaian saga kejuangan pahlawan yang sarat nilai dan itu kontekstual dengan Indonesia. Ini bisa menjadi langkah inovatif dalam memperkuat semangat kebangsaan di tengah tren budaya populer. Kita minta anak muda ambil nilai kepahlawanan untuk membela Merah Putih," kata Wamenag.

 

Langkah-langkah ini, kata Wamenag, diharapkan mampu menjadi pendekatan kultural yang efektif dalam memperkuat semangat kebangsaan generasi muda, tanpa menegasikan identitas dan kegemaran mereka terhadap budaya populer global.

 

Sementara itu, Dirjen Pendidikan Islam, Amien Suyitno menyampaikan Kemenag mendukung sepenuhnya upaya penguatan nasionalisme.

 

Kemenag telah merumuskan aksi nyata dalam upaya menguatkan nasionalisme bangsa, misalnya menghidupkan kembali upacara di lembaga pendidikan, membiasakan menyanyikan lagu kebangsaan, dan lainnya.

 

Dalam rangka memeriahkan Hari Kemerdekaan, Ditjen Pendidikan Islam akan mengadakan lomba paduan suara dengan dua kategori lagu, yaitu Mars Madrasah dan lagu Bendera Merah Putih. Lomba ini tidak hanya untuk madrasah, tetapi juga melibatkan sekolah-sekolah keagamaan lainnya.

 

"Kedua, kami akan menggelar lomba film pendek bertema nasionalisme. Ini menjadi salah satu cara kreatif untuk menumbuhkan semangat cinta Tanah Air di kalangan generasi muda," kata dia. (Ant)