Kemensos-Kemkomdigi Bersinergi, 200 Sekolah Rakyat Siap Berdiri Tahun Ini
- Dok. Istimewa
VIVA Jakarta – Sekolah Rakyat bukan sekadar program pendidikan. Bagi Sekretaris Jenderal Kementerian Sosial (Kemensos) Robben Rico, Sekolah Rakyat merupakan janji keberpihakan negara kepada mereka yang selama ini nyaris tak tersentuh peluang belajar.
“Sekolah Rakyat ini misi utamanya adalah memberikan kehormatan bagi warga kurang mampu. Supaya mereka bisa mengakses pendidikan, membangun mimpi, dan tumbuh percaya diri,” ujar Robben Rico dalam acara IndonesiaGoId Menyapa di Surabaya, Kamis, 7 Agustus 2025.
Acara yang dihadiri lebih dari 500 peserta itu menjadi ajang sosialisasi misi besar lintas kementerian. Tak hanya Kemensos, program ini juga didukung Kementerian Komunikasi dan Digital (Kemkomdigi) dalam literasi, informasi, dan kampanye publik.
Robben membeberkan, Sekolah Rakyat dibangun di atas tiga prinsip: memuliakan warga miskin, menjangkau wilayah terpencil, serta memberdayakan anak-anak keluarga prasejahtera. Data Badan Pusat Statistik mencatat, lebih dari 227 ribu anak usia 1–12 tahun belum pernah sekolah. Angka putus sekolah di tingkat SMP pun terus meningkat, termasuk di Jawa Timur.
“Presiden tidak ingin kemiskinan diwariskan. Pendidikan adalah jalannya. Ini cara negara membalik sesuatu yang selama ini dianggap mustahil,” tegasnya.
Tahun ini, targetnya 200 Sekolah Rakyat berdiri. Sebanyak 53 unit siap diresmikan, dengan 30 sekolah diluncurkan pertengahan Agustus. Dalam lima tahun, minimal satu Sekolah Rakyat hadir di setiap kabupaten/kota prioritas.
Model yang digunakan adalah sekolah berasrama (boarding school). Bukan hanya akademik dasar, tapi juga pemetaan bakat, penguatan karakter, dan literasi digital sebagai bekal penting abad ini. “Anak-anak akan dibina dalam lingkungan belajar yang mendukung kedisiplinan, kesehatan, dan kemandirian,” ujar Robben.
Menurutnya, Sekolah Rakyat dan literasi digital saling menguatkan. “Ini bukan cuma soal membangun sekolah. Ini soal mengubah hidup. Insya Allah, anak-anak kita bisa kembali berani bermimpi,” tutup Robben penuh harapan.
IGID Menyapa, Bangun Literasi dan Narasi Positif
Forum IndonesiaGoId Menyapa adalah inisiatif Kemkomdigi lewat portal nasional www.indonesia.go.id. Direktur Informasi Publik Ditjen Komunikasi Publik dan Media, Nursodik Gunarjo, menyebut IGID sebagai wajah digital Indonesia di mata dunia.
“Portal ini bukan cuma menyampaikan kebijakan pemerintah, tapi juga mendengar dan belajar dari masyarakat. Kontennya harus membumi, kontekstual, dan mencerminkan gotong royong bangsa,” kata Nursodik.
IGID kini menjadi platform literasi digital nasional, mengedepankan kolaborasi daerah untuk membangun narasi inklusif. “Dengan literasi digital yang kuat, masyarakat bisa lebih berdaya menyuarakan kontribusi untuk pembangunan,” ujarnya.
Setiap seri IGID juga menggelar pelatihan jurnalisme publik dan storytelling bagi jurnalis lokal hingga mahasiswa. Tujuannya, agar kisah inspiratif masyarakat bisa dikemas menjadi narasi pembangunan yang menggugah.
Kegiatan ini akan berlanjut ke berbagai daerah, memperluas jejaring kontributor, sekaligus mendorong masyarakat menjadi subjek utama komunikasi publik.