Heboh! Politikus Golkar Blak-blakan Ngaku Sulit Dapat Uang Halal sebagai Anggota DPR
- Dok. Istimewa
“Itu kita bawa sampai kita bekerja itu,” imbuhnya.
Lebih jauh, sebagai legislator dua periode, Arse tak menampik bahwa dana yang digunakannya saat mencalonkan diri berasal dari banyak pihak, termasuk pinjaman pribadi.
“Ya selama ini saya, terpilih dua periode ini dapat duitnya ini ya dapat bantuan, dari sana sini. Bahkan saya ada pinjaman yang harus saya kembalikan,” ucapnya.
Ia menekankan tidak pernah menganggap uang tersebut sebagai modal pribadi. Fokusnya hanya satu: menjalankan tugas politik sekaligus menuntaskan kewajiban mengembalikan pinjaman.
“Tapi kalau modal saya enggak lah. Saya fokus aja menjadi politisi, berusaha untuk baik,” katanya.
Karena itulah, Arse mendukung wacana penambahan sumber dana partai politik dari publik, di luar dana negara atau sumbangan korporasi. Ia mencontohkan sejumlah negara Eropa seperti Italia, Jerman, Portugal, Swedia, Inggris, hingga Australia, yang sudah menerapkan skema tersebut dengan kontribusi publik mencapai 30–60 persen.
Menurutnya, skema itu bisa diterapkan di Indonesia dengan syarat ada aturan ketat dan sanksi tegas.