DPW-DPC PPP Diminta Cari Figur Segar untuk Gantikan Mardiono di Pucuk Pimpinan
- Instagram Mardiono
VIVA Jakarta - Pengurus wilayah, cabang, dan kader diminta agar mencari figur baru sebagai Ketua Umum Partai Persatuan Pembangunan (PPP) jelang perhelatan muktamar. Figur Plt Ketum PPP Mardiono dinilai sudah gagal.
Sekretaris Majelis Syariah PPP KH Fadlolan Musyaffa mengatakan figur baru Ketum PPP mesti bisa mengembalikan kejayaan partai berlambang kabah itu. Sementara, sosok Mardiono dinilai semakin jauh dari semangat dan cita-cita PPP sebagai wadah aspirasi umat Islam.
Fadlolan juga menyindir langkah Mardiono yang semakin arogan dan tidak mengakui kesalahannya dalam mengelola PPP. Bahkan, ia menyinggung Mardiono terus melakukan manuver pergantian ketua DPW melalui musyawarah wilayah luar biasa (muswilub) dengan tujuan meraih dukungan suara jelang pelaksanaan muktamar.
Pun, dia mengatakan Mardiono semestinya sebagai Plt Ketum PPP yang gagal membawa partai ke Senayan menyadari ketidakmampuannya. Menurut dia, Mardiono sebaiknya menyerahkan tampuk pimpinan ke kader lain yang dinilai mampu mengembalikan PPP ke parlemen.
"Seharusnya mohon maaf ke kader dan konstituen karena tidak mampu membawa amanat, silahkan dilanjutkan kader yang lain kami mendukungnya dan akan ikut nyengkuyung," kata Fadlolan, dikutip pada Jumat, 29 Agustus 2025.
Pun, dia menyesalkan cara politik Mardiono yang terus melakukan manuver dengan mengganti ketua DPW melalui musyawarah wilayah luar biasa atau muswilub di sejumlah daerah. Padahal, sudah ada keputusan dari mahkamah partai yang membatalkan pelaksanaan muswilub.
Namun, Mardiono seperti melawan putusan itu dengan membawa pengacara dar luar partai.
"Ini kerjaan yang tidak menarik dengan waktu yang dekat muktamar yang mestinya menyatukan kader, beliau lakukan itu," lanjutnya.
"Parahnya tidak pernah merasa salah dan mendengarkan suara majelis, ditegur dikasih surat, tidak pernah mengakui, dikasih surat mahkamah partai pun malah dilawan dengan kuasa hukum dari luar," ujarnya.
Kemudian, ia menyoroti komunikasi buruk Mardiono selaku Plt Ketum dengan ormas pendiri PPP. Ia menuturkan mestinya Mardiono merangkul dan bisa menjalin sinergi dengan NU, Muhammadiyah, Parmusi, Perti, dan Syarikat Islam.
"Masa dalam satu periode sekalipun Plt tidak pernah sowan ke kantornya NU, Muhammadiyah, itu kan lucu. Padahal yang punya suara dan kader di sana," sebutnya.
Dia mengkritik latar belakang Mardiono yang tak memiliki konstituen yang kuat.
"Beliau ini kan bukan dari kyai, santri, ataupun ormas Islam, sehingga tidak dikenal kader dan konstituen, konstituen juga tidak tersentuh, sementara PPP basis suaranya di situ, sehingga terbukti PPP mati di parlemen," ujarnya.
Sebelumnya, Mardiono hadir dalam Muskerwil DPW PPP Jakarta. Dalam kesempatan itu, ia mengaku tak punya ambisi. Tapi, jika memang dikehendaki ia akan memenuhi panggilan tersebut.
"Saya tidak berambisi. Tapi kalau seorang pemimpin dikehendaki oleh orang yang mau dipimpin, tentu itu panggilan bagi seorang kader. Jadi kalau nanti seluruh Indonesia mayoritas masih memiliki keinginan, insyaallah saya memenuhi panggilan tersebut,” kata Mardiono.