Digitalisasi Desa Tertinggal, Mendes Yandri Ajak China Perkuat Kolaborasi
- Istimewa
VIVA Jakarta – Menteri Desa dan Pembangunan Daerah Tertinggal Yandri Susanto membeberkan 12 rencana aksi Kemendes PDT di depan Delegasi China Investment Association Overseas Investment Union (CIAOIU). Yandri menawarkan peluang kerja sama dengan China untuk memajukan desa melalui berbagai bidang.
Yandri menyebut di antaranya terkait digitalisasi desa, hilirisasi, pemuda pelopor desa, penguatan pengawasan dana desa, hingga percepatan pembangunan daerah tertinggal. Ia yakin langkah ini bisa mempercepat pembangunan desa di Indonesia.
Menurut dia, hal itu sesuai Asta Cita ke-6 Presiden Prabowo Subianto yakni membangun dari desa dan dari bawah untuk pemerataan ekonomi serta pemberantasan kemiskinan.
“Tentang digitalisasi desa. Kami sampaikan 75.266 desa pengawasannya masih tradisional, masih secara manual. Ini juga tantangan bagi kami sementara dana desa dari pemerintah pusat selama sepuluh tahun ini Rp680 triliun," kata Yandri di depan delegasi CIAOIU, Kamis, 18 September 2025.
Dia mengakui pengawasan terkait itu cukup sulit karena digitalisasi desa belum maksimal. "Ini juga bisa merupakan bagian yang bisa digarap teman-teman dari Tiongkok,” lanjut politikus PAN itu.
Mendes PDT Yandri Susanto dan delegasi China.
- Istimewa
Adapun, total dana desa yang digelontorkan sejak 2015 hingga 2025 sebesar Rp680,68 triliun. Program itu telah menghasilkan 20.503 desa mandiri, 23.578 desa maju, dan menurunkan desa tertinggal dan sangat tertinggal menjadi 9.375.
Jumlah desa tertinggal dan sangat tertinggal ini ditargetkan terus merosot dengan bertambahnya desa mandiri. Kondisi desa maju jika ada kolaborasi, baik dengan mitra dalam negeri maupun luar negeri. Salah satunya adalah Pemerintah China yang sudah 75 tahun menjalin hubungan diplomatik dengan Indonesia.
Yandri menyampaikan kolaborasi lain yang bisa dilaksanakan berkaitan dengan hilirisasi. Kata dia, ada beberapa hal yang bisa dilaksanakan di antaranya dengan memanfaatkan teknologi milik China untuk menambah nilai produk yang dihasilkan desa di Indonesia.
Menurut Yandri, manfaatnya bakal semakin luas karena tak hanya menjadikan bahan mentah jadi produk jadi hingga siap dikonsumsi. Tapi, kata dia, juga meningkatnya kesejahteraan masyarakat dan bisa membawa perubahan pada status desa.
Kata Yandri, kerja sama Indonesia – China sangat penting direalisasikan karena dipastikan membawa keuntungan dan kemajuan untuk keduanya. Salah satu di antaranya adalah dalam bidang ekonomi. Selain itu, bisa perdagangan, keamanan, maupun pertukaran budaya yang kondisinya baik.
Dalam acara ini, hadir pula Wamendes PDT Ahmad Riza Patria serta Pimpinan Tinggi Madya dan Pratama.
Kemudian, dalam pertemuan itu dihadiri beberapa tokoh penting dari Beijing Bangzhen Technology, Orenda Green Singapore, Henan Mining Group Import & Export, GEMS Capital Pte Ltd Singapore, hingga Fulong Group.