Perlukah MBG Dihentikan Dulu? Keracunan Makanan Menurut KPAI Meningkat
- Istimewa
VIVA Jakarta – Keracunan menu Makan Bergizi Gratis atau MBG, sudah banyak terjadi di sejumlah wilayah di Indonesia. MBG adalah salah satu program andalan Presiden Prabowo Subianto dan Wakil Presiden Gibran Rakabuming Raka. Ditengah kondisi ini, haruskah ada evaluasi menyeluruh dan penghentian terhadap MBG?
Kasus keracunan yang cukup besar terakhir terjadi di Garut. Laporannya bahkan mencapai 569 orang. Mereka adalah siswa dan siswi SMP, SMA, hingga SD dan Madrasah Aliyah di wilayah itu.
Wakil Ketua Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI), Jasra Putra, menjelaskan kalau pertahanan diri anak yang keracunan berbeda dengan orang dewasa. Apalagi anak cukup sulit mendeskripsikan kondisinya.
"Artinya pemerintah perlu evaluasi menyeluruh program MBG. KPAI usul hentikan sementara sampai benar-benar instrumen panduan dan pengawasan yang sudah dibuat BGN (Badan Gizi Nasional) benar-benar dilaksanakan dengan baik," jelas Jasra, dalam keterangannya, dikutip Senin 22 September 2025.
Jasra mengaku, keracuan makanan MBG terus meningkat. "KPAI menyoroti berbagai peristiwa keracunan makanan yang teris meningkat, kejadiannya bukan menurun ya," katanya.
Walau bagi KPAI, satu anak yang keracunan saja itu sudah banyak. Kata dia, keracunan makan MBG sudah tidak bisa ditolerir, apalagi yang menjadi korban adalah ana belia usia PAUD.
KPAI kata Jasra, tidak bisa membayangkan anak-anak PAUD keracunan makanan. Pertahanan tubuhnya masih lemah, dan tidak bisa mendeskripsikan kondisi tubuh mereka.