Fadli Zon Kenang Aksi Delegasi Pencak Silat RI di London 2003: Saya Bangga, Itu Diplomasi Budaya yang Efektif
- Istimewa
VIVA Jakarta - Menteri Kebudayaan RI Fadli Zon menyampaikan pentingnya pencak silat sebagai bagian dari pelestarian warisan budaya serta sarana promosi budaya nasional. Selain itu, pencak silat juga bisa menjadi instrumen budaya RI di kancah global.
Demikian disampaikan Fadli saat membuka Kasundan International Silat Camp (KISC) 2025 di Gedung Bela Diri, Sarana Olahraga RAA Adjiwidjaja, Jawa Barat. Dia menyebut ajang Kasundan International Silat Camp 2025 merupakan salah satu inisiatif penting untuk memperkuat pelestarian, promosi, dan diplomasi budaya.
"Melalui seni bela diri tradisional pencak silat yang sudah ditetapkan sebagai WBTb Dunia oleh UNESCO pada 12 Desember 2019,” kata Fadli.
Fadli juga bilang acara seperti KISC merupakan perwujudan amanat konstitusi. Dia pun mengutip Pasal 32 Ayat 1 Undang-Undang Dasar 1945 yang berbunyi, “Negara memajukan kebudayaan nasional Indonesia di tengah peradaban dunia dengan menjamin kebebasan masyarakat dalam memelihara dan mengembangkan nilai-nilai budayanya.”
Menteri Kebudayaan Fadli Zon.
- Istimewa
Menurut dia, melalui kegiatan seperti KISC, maka menjalankan amanat konstitusi. "Kita majukan kebudayaan nasional Indonesia di tengah peradaban dunia,” ujar politikus Partai Gerindra itu.
Lebih lanjut, Fadli juga mengenang pengalaman pribadinya saat masih menempuh pendidikan di London School of Economics. Ia menceritakan momen saat menyaksikan pementasan silat oleh delegasi RI di Inggris pada 2003.
"Saya bangga saat itu melihat pencak silat tampil di panggung dunia. Itu adalah bentuk diplomasi budaya yang sangat efektif," tuturnya.
Bagi dia, pencak silat makin banyak dikenal melalui karya seni dan perfilman, termasuk kiprah aktor silat Tanah Air seperti Iko Uwais. “Popularitas pencak silat juga didorong oleh kehadiran aktor-aktor berbakat kita yang tampil di film-film internasional. Ini adalah momentum yang harus kita manfaatkan,” lanjut Fadli.
Adapun pembukaan KISC 2025 berlangsung meriah dengan berbagai penampilan pencak silat yang memukau di antaranya Kasundan Pencak Silat Team sebagai penampil pembuka. Lalu, Perguruan Silat Ciung Wanara (Jawa Barat), Perguruan Silat Silek Harimau Minangkabau (Sumatra Barat), hingga Perguruan Silat Tiga Berantai (Jakarta).
Selain itu, ada Perguruan Silat Maung Bodas (Jawa Barat). Momen acara pembukaan semakin spesial dengan penampilan dari peserta pencak silat mancanegara (KISC Participants 2025), yang terdiri dari negara Jepang, Singapura, dan Prancis.
Untuk tahun ini, KISC memasuki edisi ketiganya dengan mengusung tema “Memperkenalkan Seni dan Budaya Indonesia melalui Ulin, Ulik, dan Usik.” Mengusung filosofi 'Ulin' (wisata), 'Ulik' (pendalaman ilmu, dan “Usik” (Eksibisi/kesenian), KISC mengajak peserta mendalami budaya lewat cerita lokal, teknik bela diri, hingga pementasan seni dan kompetisi. Semuanya dikemas sebagai pengalaman menyeluruh atas budaya Sunda dan pencak silat.