Pustakawan Disebut Punya Keunggulan Tak Tergantikan Dibanding Google

Ketua Forum Perpustakaan Digital Indonesia (FPDI), Joko Santoso
Sumber :
  • Istimewa

VIVA Jakarta – Hari Kunjung Perpustakaan diperingati setiap tanggal 14 September. Pada tahun ini, diperingati dengan tema Mengembangkan Kompetensi untuk Pustakawan Hebat, Layanan Berkualitas. Tema tersebut dinilai sangat relevan dan kontekstual dengan tantangan dan tuntutan zaman.

Memperkuat Literasi Masyarakat dari Pemanfaatan Bantuan Buku Perpusnas

Dalam peringatan itu juga diselenggarakan webinar Hari Kunjung Perpustakaan dan Bulan Gemar Membaca 2025 yang dilaksanakan secara daring, Senin, 15 September 2025. Acara itu dibuka Plt. Deputi Bidang Pengembangan Bahan Pustaka dan Jasa Informasi Perpustakaan Nasional (Perpusnas), Ofy Sofiana. 

Webinar itu turut menghadirkan 3 Narasumber. Di antaranya Ketua Forum Perpustakaan Digital Indonesia (FPDI), Joko Santoso; Pustakawan Berprestasi Terbaik 2024, Edi Wiyono; dan Wakil Presiden APLiN (ASEAN Public LIbrary Information Network), Chaerul Umam; serta di moderatori oleh Pustakawan Ahli Madya Perpusnas, Vira Farhana.

Revitalisasi Budaya Betawi, Studio Film Akan Hadir di Setu Babakan

Ketua FPDI Joko Santoso memaparkan menyoroti tantangan global, profil pustakawan Indonesia, serta arah strategis pengembangan kompetensi di tengah disrupsi teknologi. Joko menggarisbawahi bahwa pustakawan memiliki keunggulan yang tak tergantikan dibanding mesin pencari seperti Google, yang kini menguasai 91,5% pasar pencarian informasi global. 

“Pustakawan bukan sekadar penjaga informasi, melainkan pencipta pengetahuan yang relevan dan etis,” ujarnya dalam webinar dikutip dalam keterangan tertulis, Selasa, 16 September 2025.

Bekal Literasi Keuangan Jadi Kunci UMK Lebih Tangguh di Tengah Persaingan

Ia juga merinci, data 2025 menunjukkan bahwa 53,31 persen pustakawan Indonesia berasal dari generasi milenial, dengan 83,64 persen telah tersertifikasi secara profesional. Menurutnya, mayoritas dari mereka bekerja di lingkungan pendidikan tinggi.

“Dengan profil demografis yang didominasi generasi digital dan tingkat sertifikasi yang tinggi, pustakawan Indonesia memiliki modal kuat untuk beradaptasi dengan perkembangan teknologi informasi,” paparnya.

Halaman Selanjutnya
img_title