Memperkuat Literasi Masyarakat dari Pemanfaatan Bantuan Buku Perpusnas

Kepala Perpusnas, E. Aminudin Aziz
Sumber :
  • Dok. Perpusnas

Ia meyakini bahwa penguatan perpustakaan-perpustakaan yang ada di desa menjadi sebuah keniscayaan. Apalagi, ia menambahkan, sebagian besar masyarakat Indonesia masih tinggal di wilayah perdesaan.

Aminudin berharap, keterbukaan akses buku mampu memberikan peluang kepada semua orang terutama anak-anak untuk membaca buku, berkegiatan, serta berpartisipasi dalam aktivitas yang memberdayakan masyarakat setempat. 

“Walaupun gedung perpustakaannya tidak terlalu besar, tetapi penuh penuh aktivitas, inisiatif, dan kreativitas menggerakan masyarakat, bagi kami itu jauh lebih baik,” ungkapnya.

Lebih lanjut, ia menjelaskan bahwa sistem akreditasi perpustakaan akan berubah ke depannya. “Jika sebelumnya 70 persen bobot penilaian ada pada compliance yaitu kepatuhan terhadap sarana prasarana dan 30 persen pada kinerja, maka kini dibalik yaitu 70 persen untuk aktivitas, 30 persen untuk compliance,” urainya.

Dalam salah satu lokasi kunjungan di Garut, Kepala Perpusnas mengevaluasi pemanfaatan bantuan buku yang telah disalurkan khususnya ke perpustakaan desa, Taman Baca Masyarakat (TBM) dan perpustakaan rumah ibadah.

Menurutnya, evaluasi diperlukan setelah dirinya mengetahui kondisi di beberapa daerah masih terdapat desa atau TBM yang enggan membuka paket bantuan buku. Menariknya, alasan paket tidak dibuka adalah takut rusak atau takut dikenakan biaya penggantian.

“Buku itu wajib rusak karena dipakai, dibaca, dan dipinjam masyarakat. Jadi, jangan takut rusak. Kalau buku hanya disimpan rapi tanpa disentuh, manfaatnya tidak ada,” ujarnya.