Denny JA soal Amnesti Hasto dan Abolisi Tom Lembong: Prabowo Memilih Menyalakan Nyala Rekonsiliasi
- Instagram Prabowo
Jakarta, VIVA — Langkah Presiden RI Prabowo Subianto yang memberikan abolisi kepada Tom Lembong dan amnesti untuk Sekjen PDIP Hasto Kristiyanto jadi sorotan. Cara Prabowo itu dinilai peneliti politik Denny JA sebagai simbol politik penyembuhan.
“Dalam politik yang terpolarisasi, dan ketidakpastian ekonomi akibat kondisi geo-politik, pemimpinan nasional yang merangkul semua kekuatan bangsa itu sebuah kearifan,” tulis Denny JA dalam keterangannya, Jumat, 1 Agustus 2025.
Dia menyinggung Tom Lembong dikenal pebisnis yang kritis tapi divonis 4,5 tahun penjara dalam perkara impor gula. “Banyak yang mengernyit, sebagian mengutuk, tak sedikit pula yang meragukan kebenaran putusan itu,” lanjut Denny.
Kata dia, di tengah proses hukum berjalan, Prabowo mengusulkan abolisi buat Tom Lembong. Langkah Prabowo itu pun direspons DPR dengan menyetujuinya pada 31 Juli 2025. “Abolisi pun berlaku: proses hukum terhadap Tom dihentikan sepenuhnya, bahkan ketika vonisnya masih dalam tahap banding,” tulisnya.
Pun, soal politikus PDIP Hasto Kristiyanto yang divonis 3,5 tahun penjara terkait kasus suap dan perintangan penyidikan Harun Masiku. Hasto dapat amesti dari Praboowo yang sudah disetujui DPR. “Secara hukum, keduanya berbeda,” jelas Denny.
Seruan Gerakan Rakyat Jemput Tom Lembong
- Instagram/ Gerakan Rakyat
Dia menekankan abolisi menghapus seluruh proses hukum. Berbeda dengan amnesti yang menghapus hukuman, tetapi tidak membatalkan vonis.
Namun, ia menilai keduanya memiliki kesamaan secara moral. “Titik kearifan. Titik ketika negara memilih menyembuhkan, bukan melukai kembali,” tutur Denny.
Dia juga menyoroti dinamika politik setelah keputusan Prabowodiumumkan. Ketua Umum DPP PDIP Megawati Soekarnoputri memerintahkan seluruh jajaran PDIP untuk mendukung pemerintahan Prabowo. “Bagi sebagian orang, ini kejutan. Bagi sejarah, ini adalah momen penting,” ujar Denny.
Menurut Denny, Langkah Prabowo mencerminkan politik rekonsiliasi. “Seolah bangsa ini, yang selama ini penuh luka dan prasangka, perlahan belajar,” katanya.
Lebih lanjut, Denny menyinggung sejumlah preseden di dalam dan luar negeri. Insiden itu mulai dari Truth and Reconciliation Commission di Afrika Selatan, amnesti Gerald Ford kepada penolak wajib militer di AS, hingga amnesti eks kombatan GAM oleh Presiden ke-6 RI Susilo Bambang Yudhoyono alias SBY.
“Setiap kali pengampunan diberikan, sejarah bertanya: adakah kebijaksanaan di baliknya, atau hanya kalkulasi kekuasaan?” kata Denny.
Menurutnya, abolisi dan amnesti yang dilakukan Prabowo bukanlah tanda melemahnya hukum. “Justru sebaliknya, ia adalah puncak kekuatan hukum yang hidup, yang tak hanya menegakkan keadilan retributif, tapi juga merawat keadilan restoratif,” tuturnya.
“Prabowo memilih menyalakan nyala kecil di tengah kabut: nyala rekonsiliasi,” tulis Denny.
Dia menuturkan proses pembangunan hanya tumbuh di tanah damai. "Dan, damai hanya tumbuh jika luka masa lalu tak terus diwariskan sebagai racun,” jelasnya.