Vape Dianggap Lebih Aman dari Rokok? Dokter Jelaskan Fakta Ilmiahnya

Imbauan dilarang merokok. (Foto ilustrasi).
Sumber :
  • Pixabay

Menurut dia, vape berbeda dengan rokok. Ia mengatakan vape menggunakan alat untuk memanaskan cairan (e-liquid) yang biasanya mengandung nikotin, perasa, dan bahan kimia lain. 

"Vape tidak membakar tembakau, sehingga menghasilkan lebih sedikit zat toksik dibandingkan rokok,” ujar dr. Vinny.

Ia bilang perbedaan antara rokok dan vape sangat krusial. Sebab, sistem pemanasan pada vape tak memproduksi zat-zat berbahaya seperti yang dihasilkan dari proses pembakaran tembakau di rokok. 

"Perbedaan tersebut menjadikan vape sebagai alternatif yang berisiko lebih rendah bagi perokok yang ingin beralih dari kebiasaan merokok," jelas dr. Vinny.

Hal senada diutarakan pemerhati kesehatan masyarakat, dr. Tri Budhi Baskara. Dia menuturkan produk tembakau alternatif secara ilmiah memiliki risiko lebih rendah dibanding rokok.  Vape tak menghasilkan TAR dan karbon monoksida. 

"Produk tembakau alternatif lebih rendah risiko dibanding rokok, tapi bukan tanpa risiko. Produk ini cocok sebagai strategi harm reduction bagi perokok yang ingin beralih. Namun, pilihan paling tepat adalah berhenti total dari nikotin," tutur dr. Tri Budhi.

Dijelaskan dr Tri Budhi, edukasi publik tentang harm reduction masih minim di Tanah Air. Kondisi itu kontras dengan informasi di publik yang sering tercampur fakta dan opini. Pun, karena itu banyak yang melihat produk tembakau alternatif sebagai ancaman baru. Bukan sebagai opsi beralih dari kebiasaan merokok.