22 Atlet Disabilitas Diduga 'Ditindas' di Bekasi, Verell Bramasta Laporkan ke Menpora
- Istimewa
Bagi Verrell, ada paradoks terbesar generasi muda sekarang. Ia menyebut paradoks itu terkait perilaku digital yang bertolak belakang dengan nilai-nilai ketimuran.
“Kita dikenal ramah dan gotong royong, tapi di media sosial justru terkenal paling julid. Nilai-nilai ketimuran harus kembali ditanamkan di dunia digital,” jelas Verrell.
Lantas, soal arah kebijakan kepemudaan ke depan, dia menyarankan dengan mengusulkan tiga hal bila ada pembahasan RUU Kepemudaan.
Pertama, kata dia, mandat resiliensi digital yang tidak sekadar pelatihan teknis. Namun, fokus pada penguatan critical thinking dan kemampuan verifikasi fakta agar pemuda Indonesia memiliki ketahanan informasi yang berkelanjutan.
Kedua, jaring pengaman mental dengan memberikan pengakuan tegas bahwa kesehatan mental adalah hak pemuda. Dengan demikian, perlu ada dukungan psikososial yang terintegrasi dalam ekosistem pembinaan kepemudaan.
Ketiga, literasi ekonomi digital sebagai bentuk perlindungan dari maraknya scam dan hoax finansial. Ia menekankan hal itu harus menjadi bagian integral dari program pemberdayaan ekonomi pemuda.