22 Atlet Disabilitas Diduga 'Ditindas' di Bekasi, Verell Bramasta Laporkan ke Menpora

Anggota DPR RI dari Fraksi PAN, Verrell Bramasta,
Sumber :
  • Istimewa

VIVA Jakarta – Kementerian Pemuda dan Olahraga atau Kemenpora era Erick Thohir diminta menjalankan fungsi evaluasi dan pengawasan secara menyeluruh ke daerah. Selain itu, Erick diingatkan soal ancaman budaya destruktif yang mesti diantisipasi.

Marak Kasus Keracunan Massal MBG, Program Gagal Harus Disetop atau Cukup Butuh Evaluasi?

Demikian disampaikan Anggota Komisi X DPR dari Fraksi PAN, Verrell Bramasta saat rapat kerja atau raker dengan Menpora Erick Thohir, di Gedung DPR, Jakarta Senin, 29 September 2025.

Verrell dalam kesempatan itu menuturkan penting untuk Kemenpora melakukan evaluasi dan pengawasan di daerah. Ia pun menyampaikan aduan dari National Paralympic Committee Indonesia (NPCI) Kabupaten Bekasi, Jawa Barat soal dugaan penindasan terhadap 22 atlet disabilitas. Kabupetan Bekasi merupakan daerah pemilihan atau dapil Verrell. 

Respons Mengejutkan Presiden FIFA Soal Rangkap Jabatan Erick Thohir

Menurut dia, para atlet disabilitas itu belum mendapatkan haknya seperti gaji. "Mereka meminta hak mereka karena gajinya belum dibayarkan, tetapi ada tendensi abuse of power. Mereka dibungkam. Mereka tidak dapat kejelasan sampai saat ini," kata Verrell.

Verell juga minta agar Kemenpora era Erick Thohir tak hanya fokus pada cabang olahraga populis. Kata dia, pemerintah jangan ada tendensi terhadap hanya cabang olahraga tertentu.

Rahasia Erick Thohir Tetap Kuasai PSSI Sekaligus Jadi Menpora Terungkap!

"Dalam berbagai kesempatan, saya sering mendapatkan masukan bahwa pemerintah sepertinya ada tendensi hanya fokus pada olahraga-olahraga yang populis," ujarnya.

Anggota DPR Verrell Bramasta dan Menpora Erick Thohir.

Photo :
  • Istimewa

Pun, ia menyinggung paparan Erick yang menekankan transformasi dan evaluasi. Verrell mendukung penuh terhadap visi membangun pemuda berkarakter patriotik dan empatik. "Kami dari Fraksi PAN ingin menambahkan satu elemen penting bahwa pemuda Indonesia juga harus suportif," ujar Verrell.

Menurut dia, dengan jumlah pemuda-pemudi yang mencapai 64,22 juta jiwa, Indonesia memiliki kekuatan besar melalui youth mainstreaming dan collective power of the youth

Tapi, kata Verrell, potensi itu terancam oleh dua budaya destruktif yang mesti segera dibenahi, yaitu inferior complex dan crab mentality.

Verrell menyebut budaya inferior complex yang membuat banyak generasi muda selalu memandang rendah kemampuan bangsanya sendiri. 

“Di dunia hiburan maupun olahraga, banyak talenta hebat. Tapi, karena terbiasa merasa rendah diri, kita selalu membandingkan diri dengan negara lain dan lupa menghargai potensi kita sendiri," tutur Verrell.

Lebih lanjut, dia menyinggung fenomena crab mentality yang masih kuat di kalangan anak muda. Verrell memberikan contoh soal fenomena generasi muda di Tanah Air.

"Faktanya, ketika masyarakat mengetahui bahwa salah satu yang mendalangi hadiah adalah sesama WNI, yang terjadi bukannya didukung oleh sesama pemuda-pemudi Indonesia. Tetapi, malah di-report akunnya sampai akun itu menghilang," tutur Verrell.

Bagi Verrell, ada paradoks terbesar generasi muda sekarang. Ia menyebut paradoks itu terkait perilaku digital yang bertolak belakang dengan nilai-nilai ketimuran. 

“Kita dikenal ramah dan gotong royong, tapi di media sosial justru terkenal paling julid. Nilai-nilai ketimuran harus kembali ditanamkan di dunia digital,” jelas Verrell.

Lantas, soal arah kebijakan kepemudaan ke depan, dia menyarankan dengan mengusulkan tiga hal bila ada pembahasan RUU Kepemudaan. 

Pertama, kata dia, mandat resiliensi digital yang tidak sekadar pelatihan teknis. Namun, fokus pada penguatan critical thinking dan kemampuan verifikasi fakta agar pemuda Indonesia memiliki ketahanan informasi yang berkelanjutan. 

Kedua, jaring pengaman mental dengan memberikan pengakuan tegas bahwa kesehatan mental adalah hak pemuda. Dengan demikian, perlu ada dukungan psikososial yang terintegrasi dalam ekosistem pembinaan kepemudaan. 

Ketiga, literasi ekonomi digital sebagai bentuk perlindungan dari maraknya scam dan hoax finansial. Ia menekankan hal itu harus menjadi bagian integral dari program pemberdayaan ekonomi pemuda.