AHY Dapat Tugas Khusus dari Presiden Prabowo Subianto

Agus Harimurti Yudhoyono (AHY)
Sumber :
  • VIVA.co.id

VIVA Jakarta – Presiden Prabowo Subianto, memberi tugas khusus ke Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) selaku Menko Infrastruktur dan Pembangunan Kewilayahan. Yakni kereta cepat dilanjutkan sampai ke Surabaya Jawa Timur. Saat ini, baru sampai ke Bandung Jawa Barat.

Ini Rute Pengalihan Arus Lalu Lintas Saat Ada Upacara Bendera 17 Agustus di Istana Merdeka

 

Menteri Koordinator Bidang Infrastruktur dan Pembangunan Kewilayahan Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) mengungkapkan bahwa Presiden RI Prabowo Subianto telah memberikan instruksi kepada pihaknya untuk mengawal keberlanjutan proyek Kereta Cepat Jakarta - Surabaya.

Respons Pramono Soal Warga Keluhkan Akses ke Stasiun Cikini Sulit

 

Saat ini, jalur kereta cepat baru melayani rute Jakarta-Bandung.

Lompat Pagar Pengguna KRL di Stasiun Cikin, Solusinya Pagar Ditinggikan atau JPO?

 

"Ada tugas khusus dari Bapak Presiden kepada kami, Kemenko Infrastruktur untuk mengawal keberlanjutan kereta cepat, jadi bukan hanya Jakarta-Bandung, diharapkan sampai dengan Surabaya," kata AHY di Kantor Kemenko Infrastruktur dan Pembangunan Kewilayahan, Jakarta, Rabu, dikutip VIVA Jakarta dari Antara.

 

Menurut dia, kehadiran Kereta Cepat Jakarta-Surabaya akan menjadi terobosan besar dalam mobilitas masyarakat, barang, dan jasa di Pulau Jawa.

 

Dengan sistem dan ekosistem kereta berkecepatan tinggi (high speed rail), waktu tempuh akan jauh lebih singkat sehingga memperkuat konektivitas antardaerah.

 

Pemerintah juga berencana mengembangkan konsep transit oriented development (TOD) di sekitar stasiun-stasiun kereta cepat untuk menciptakan kawasan pemukiman dan pusat ekonomi baru di luar Jabodetabek.

 

"Intinya bagaimana ini bisa mempercepat mobilitas masyarakat kita di Pulau Jawa,” ucapnya.

 

Lebih lanjut, AHY menyampaikan rencana ini masih dalam tahap studi mendalam. Sebab, Pemerintah ingin memastikan seluruh aspek teknis, pembiayaan, dan lahan terencana dengan matang. Termasuk belajar dari pengalaman pembangunan Kereta Cepat Jakarta–Bandung yang merupakan hasil kerja sama Indonesia-China.

 

"Kita ingin pastikan, selain berdasarkan pengalaman, apa saja yang menjadi pembelajaran. Apakah ada yang bisa kita perbaiki ke depan, tapi juga ada best practice. Hal-hal yang sudah baik, juga bisa menjadi referensi kita," jelasnya.

 

Ia menambahkan, komunikasi untuk proyek ini dibuka seluas-luasnya dengan berbagai pihak di dalam maupun luar negeri yang memiliki ketertarikan dan kemampuan.

 

"Kita ingin ini benar-benar sukses, tidak ada kendala yang berarti dalam arti teknis maupun keberlanjutan penganggaran di tahun-tahun mendatang. Oleh karena itu, kita ingin pastikan terlebih dahulu segala sesuatunya visible," ujarnya.

 

Meski demikian, AHY mengakui pembangunan jalur kereta cepat hingga Surabaya tetap akan menghadapi tantangan besar, mulai dari persoalan lahan hingga koordinasi lintas kementerian/lembaga (K/L) dan pemerintah daerah.

 

"Jadi pasti membutuhkan waktu bagi kami, bukan hanya lintas K/L, tapi juga antara pemerintah pusat dengan daerah," tutupnya. (Ant)