Sistem Dinilai Belum Inklusif, Representasi Perempuan di Politik Masih Rendah
- Istimewa
Dia menjelaskan kemandirian nasional, tidak akan pernah utuh jika setengah dari potensi bangsa, yakni perempuan, masih dibatasi ruang geraknya oleh sistem yang patriarkal dan diskriminatif.
“Maka, perjuangan perempuan JAMAN bukan hanya perjuangan gender. Ia adalah perjuangan kemanusiaan. Perjuangan untuk menjadikan Indonesia lebih adil, lebih setara, dan lebih berdaulat,” jelas Iwan.
Lebih lanjut, dia bilang pihaknya berkumpul pada Sabtu kemarin dalam suasana penuh semangat dan harapan. Sebab, ada dua momentum penting yakni HUT ke-18 JAMAN dan Hari Kemerdekaan RI yang ke-80.
"Dua momentum ini bukan hanya perayaan simbolik. Ini adalah momen reflektif dan strategis,” tutur Iwan.
Kemudian, ia menceritakan kembali perjalanan panjang JAMAN yang dimulai dari titik nol. Ia menyebut pihaknya dari sekelompok kecil kawan yang memiliki mimpi besar tentang kedaulatan bangsa.
Iwan mengatakan JAMAN ingin membantu negara dengan ide yang strategis serta merumuskan arah baru perjuangan. Menurut dia, JAMAN memperkuat komitmen untuk mewujudkan kemandirian nasional melalui semangat gotong-royong.
“Dalam konteks globalisasi dan disrupsi teknologi, tantangan kita semakin kompleks. Ketergantungan terhadap impor pangan dan energi, dominasi korporasi asing dalam sektor strategis, serta ketimpangan digital adalah ancaman nyata terhadap kemandirian nasional,” ujar dia.