Desak Kapolri Mundur, Politikus Demokrat: Jargon Manis Presisi Terdengar Makin Hampa
- Dok. Istimewa
Bagi dia, semuanya itu kian mempertebal krisis kepercayaan publik terhadap Polri.
"Di tengah semua itu, jargon manis Presisi, humanis, responsif yang kerap diucapkan Kapolri terdengar makin hampa. Karena di lapangan, yang benar-benar responsif hanyalah gas air mata, peluru karet, kendaraan taktis, dan pasal karet," tutur Didi.
Lebih lanjut, dia bilang Kapolri seharusnya menjadi pagar terakhir tempat rakyat mencari perlindungan dan keadilan. Didi menuturkan ada dua pilihan sikap yang bisa diambil Listyo Sigit sebagai pucuk pimpinan Polri.
"Kini, pilihannya hanya dua: Listyo berani memperbaiki borok institusinya sendiri secara serius, atau tetap memilih jalan aman dengan terus menambal citra yang retak," lanjut Didi.
Tapi, menurut dia, Langkah terhormat untuk Listyo Sigit adalah mundur dari posisinya. "Tetapi sejarah tidak menulis jargon. Sejarah menulis kegagalan. Karena itu, langkah paling terhormat sekaligus paling logis justru sederhana: Kapolri harus mundur," sebut Didi.