Pidato Prabowo di PBB Berani tapi Penuh Tantangan, Ini Analisanya
- Dok Pribadi
Lebih lanjut, Hafid yang juga pengajar Hubungan Internasional di FISIP Universitas Muhammadiyah Malang (UMM) itu mengatakan, pada tingkat retorika, Presiden menempatkan Indonesia sebagai suara keadilan global yang menolak “doktrin kekuatan”, dimana yang kuat berbuat semaunya dan yang lemah menanggung akibatnya.
"Ia secara tegas mengutip Thucydides: “the strong do what they can, the weak suffer what they must”— kemudian menyatakan bahwa PBB hadir untuk menolak doktrin demikian, dan bahwa Indonesia siap membela mereka yang lemah maupun kuat," katanya.
Target yang Disasar
Dua target yang disasar dari pidato Presiden Prabowo, menurut Hafid adalah pertama, mengukuhkan posisi Indonesia sebagai negara yang pro-multilateralisme dan pengusung keadilan internasional.