Heran Kapolri Gak Kena Reshuffle, Ray Rangkuti: Tuntutan Mundur Menggema di Mana-mana tapi Malah Aman

Kapolri Jenderal Pol. Listyo Sigit Prabowo berbicara dengan awak media
Sumber :
  • ANTARA/HO-Divisi Humas Polri

VIVA Jakarta - Presiden RI Prabowo Subianto melakukan reshuffle terhadap sejumlah menterinya di Kabinet Merah Putih. Salah satu yang dicopot adalah Menteri Koordinator bidang Politik dan Keamanan (Menko Polkam) Budi Gunawan atau BG.

Dua Kandidat Ini Digadang-gadang Calon Kuat Menkopolkam, Ini Sosoknya

Pengamat politik Ray Rangkuti pun menyampaikan analisanya soal reshuffle jilid 2 yang dilakukan Prabowo. Menurut dia, BG kena reshuffle karena ada dua faktor.

Kata dia, faktor pertama karena kinerjanya yang dinilai tidak mampu mengkordinasi keamanan dan sekaligus meredam aksi massa 27-28 Agustus. Aksi massa itu berujung kerusuhan di sejumlah daerah termasuk Jakarta.

Prabowo Reshuffle Kabinet, Dua Kursi Menteri Kosong Usai Budi Gunawan dan Dito Dicopot

"Memang, saat itu, tak terlihat peran signifikan dari Menko Polkam. Padahal, dalam kondisi seperti itu, Menkopolkam sejatinya mengkordinasi kepolisian, TNI, Mendagri dan juga menteri lain untuk segera meredam amarah massa," kata Ray kepada VIVA Jakarta, Selasa, 9 September 2025.

Namun, Ray menekankan nama BG tak dituntut para demonstran untuk mundur dari posisinya. Dari sisi aspek tuntutan mundur, eks Kepala Badan Intelijen Negara (BIN) itu dinilainya masih 'aman'.

Menteri Baru Hasil Reshuffle Kabinet Dilantik oleh Prabowo Sore Hari Ini

Halte Senen Toyota Rangga dibakar oknum massa.

Photo :
  • Dok. Transjakarta

Faktor lain menurut Ray karena makin melemahnya dukungan politik BG di lingkaran istana. Ia berpandangan PDI Perjuangan (PDIP) yang disebut-sebut berkaitan dengan BG mulai mengendurkan dukungannya. 

"Khususnya setelah kasus Hasto masuk ke pengadilan. Lemahnya basis dukungan politik BG tentu saja memudahkan Presiden Prabowo untuk me-reshufflenya," sebut Ray.

Ray sebaliknya heran karena Kapolri Listyo Sigit yang namanya menggema dituntut mundur dari jabatannya malah aman dari reshuffle.

"Sebaliknya, nama kapolri untuk mundur menggema di mana-mana. Uniknya, yang tak disebut malah di-reshuffle, yang dituntut massa demonstran malah aman," jelas Ray.

Bagi dia, posisi Kapolri Listyo Sigit yang masih aman dari reshuffle jilid 2 ini sebagai hal yang menarik. Sebab, kuatnya desakan massa agar Kapolri Listyo Sigit diganti oleh Presiden Prabowo. 

"Bahkan isu utama aksi di tanggal itu adalah kapolri mundur atau diganti. Kapolri sendiri menyadari desakan yang massif itu. Itulah sebabnya, kapolri menyerahkan tuntutan pergantianya kepada presiden," tuturnya. 

Tapi, dengan masih amannya posisi Listyo Sigit dari reshuffle maka sebagai hal yang sulit dijawab.

"Bahwa kenyataannya hingga hari ini, presiden belum juga menggantinya, ini merupakan pertanyaan yang sulit dijawab," jelas Ray.

Tuntutan mundur kepada Kapolri Listyo Sigit disuarakan sejumlah elemen masyarakat. Tuntutan mundur itu dikaitkan dengan aksi represif aparat polisi dalam mengamankan massa pendemo.

Salah satu insiden yang menuai kecaman publik saat seorang driver ojek online bernama Affan Kurniawan tewas dilindas kendaraan taktis atau rantis milik Brimob. Insiden itu pun memicu kemarahan publik.