Drama Aklamasi Mardiono, Mustofa Aqil: Tak Masuk Akal, Hawa Penolakan Begitu Besar

Muktamar X PPP di Ancol Jakut.
Sumber :
  • Istimewa

VIVA Jakarta - Perhelatan Muktamar X Partai Persatuan Pembangunan (PPP) di Ancol, Jakarta, Sabtu malam, menyisakan kontroversi. Ketua Majelis Syariah PPP KH Mustofa Aqil heran dengan jalannya Muktamar X yang mengarahkan Muhammad Mardiono terpilih sebagai Ketua Umum PPP secara aklamasi.

Mardiono Terpilih Aklamasi di Muktamar Ricuh, Amir Uskara: Mereka Setuju, Saya Ketuk Palu

Mustofa tak setuju dengan pemberitaan soal Mardiono terpilih secara aklamasi. Dia menjelaskan Muktamar X baru selesai dalam Sidang Paripurna IV.

Menurut dia, agenda Sidang Paripurna IV mendengarkan jawaban DPP atas pemandangan umum DPW.

Epyardi Asda Ngaku Komunikasi dengan Elite PPP hingga Gus Idror, Kompak Dukung Mardiono

"Pemandangan Umum DPW dilakukan berbasis zona, seluruh ketua DPW setiap pulau maju ke depan," kata MustofaSabtu, 27 September 2025.

Dia heran dan menyindir kubu Mardiono yang berada di pimpinan sidang Muktamar langsung mengarahkan dan menyatakan sudah terpilih secara aklamasi. Bagi dia, aklamasi Mardiono adalah palsu, klaim sepihak, dan tak bertanggungjawab.

Jelang Mukatamar, 10 DPC PPP di Bengkulu Solid Siap Menangkan Agus Suparmanto jadi Ketum

 

Mardiono di Muktamar X PPP, Ancol, Jakut.

Photo :
  • VIVA.co.id/Rahmat Fatahillah Ilham

 

Mustofa menuturkan skenario aklamasi itu sebagai upaya memecah belah PPP. "Karena itu saya meminta kepada media agar melakukan cek n ricek atas pemberitaan yang dibuat," ujar Mustofa.

Pun, ia menambahkan tak masuk akal Mardiono terpilih aklamasi. Sebab, eks Anggota Wantimpres itu saat menyampaikan pidato laporan pertanggungjawaban atau LPJ malah disoraki teriakan 'Gagal Mundur' dan 'Perubahan' dari peserta muktamar.

"Jelas-jelas pada saat pidato di arena pembukaan, Mardiono diteriaki "Yang Gagal Mundur" dan "Perubahan" dari seluruh penjuru forum arena ruang siding," tuturnya.

Lebih lanjut, cara yang mengarahkan Mardiono terpilih secara aklamasi juga dinilai menyalahi aturan organisasi.

"Tidaklah masuk akal, hawa penolakan yang begitu besar atas kepemimpinan Mardiono justru berakhir dengan terpilihnya Mardiono secara aklamasi," kata Mustofa.