Monumen Reog Ponorogo 126 Meter Bakal Melebihi GWK! Majelis Dzikir SQA Doakan Segera Rampung

Majelis Dzikir SQA doakan Monumen Reog Ponorogo mendunia.
Sumber :
  • Istimewa

VIVA Jakarta - Pembangunan Monumen Reog dan Museum Peradaban (MRMP) di Ponorogo, Jawa Timur bakal jadi monumen tertinggi di Indonesia dan diharapkan segera rampung. MRMP bakal bisa menjadi simbol yang dikenal dunia.

Kluivert Buka Suara! Update Terbaru Kondisi Ole Romeny yang Bikin Fans Timnas Garuda Lega

Doa agar MRMP segera rampung disuarakan Majelis Dzikir Surau Qutubul Amin (SQA). Selain itu, Majelis Dzikir SQA mendoakan agar MRMP jika sudah rampung bisa makin dikenal di dunia.

Ketua Majelis Silaturahmi SQA, H Suroso Surya Atmadja mengatakan rakyat Indonesia patut bersyukur karena kesenian tradisional Reog sebagai karya seni budaya khas Indonesia sudah diakui dunia lewat UNESCO.

Prabowo dan Jokowi Ketemu, Waka MPR Yakin Bertukar Pikiran untuk Kebaikan ke Depannya

"Sebagai bukti cinta Tanah Air, sepatutnya mendukung proses pembangunan Monumen Reog dan Museum Peradaban di Ponorogo segera rampung," kata H Suroso, dalam keterangannya, Senin, 6 Oktober 2025.

Suroso menyampaikan harapannya itu saat mendampingi Pembina Yayasan SQA Ibunda Hj Erlina KY melihat dari dekat megaproyek fenomenal MRMP di Sampung, Kabupaten Ponorogo, pada Minggu, 5 Oktober 2025.

Tak Cukup dari Pemerintah! Penguatan Partisipasi Publik jadi Penentu Keberhasilan Program Prabowo

Untuk diketahui, MRMP yang merupakan ikon baru Ponorogo dan Jawa Timur dibangun sejak awal Maret 2023. Penyelesaian pembangunan tahap pertama sudah diresmikan Menteri Kebudayaan Fadli Zon pada 23 Agustus 2025.

{{ photo_id=1775 }}

Adapun Hj Erlina KY, istri dari Guru Besar Tarekat Naqsyabandiyah Al Khalidiyah, Prof Dr Kadirun Yahya Muhammad Amin Al Khalidi mengapresiasi pembangunan MRMP sebagai mega proyek fenomenal.

Hj Erlina hampir dua jam mencermati konstruksi monumen yang dibangun Pemkab Ponorogo itu.

MRMP diproyeksikan memiliki tinggi 126 meter. Dengan demikian, MRMP melebihi tinggi monumen Garuda Wisnu Kencana (GWK) di Bali, 121 meter.

"Beliau mengapresiasi dan berharap monumen tertinggi di Indonesia ini menjadi karya seni mendunia. Karena tidak hanya jadi kebanggaan masyarakat Ponorogo dan Jawa Timur, tapi juga bangsa Indonesia," kata H. Suroso.

Di lokasi monumen, Hj Erlina KY juga didampingi Irjen Pol (Purn) Istiono selaku fungsionaris Yayasan SQA dan Brigjen Pol Eko Nugrohadi dari Mabes Polri.

Adapun di depan Hj Erlina KY, Bupati Ponorogo Sugiri Sancoko antusias menjelaskan panjang lebar pembangunan monumen di kawasan lahan gersang perbukitan kapur Sampung seluas 29 hektar. Area itu perbatasan Ponorogo dan Magetan.

"Semoga harapan Ponorogo bisa mendunia hingga berdampak luas, termasuk terciptanya ekosistem perekonomian baru untuk meningkatkan kesejahteraan rakyat dapat terwujud," kata Sugiri.

Dia mengapresiasi dukungan terhadap semua elemen masyarakat termasuk support dari majelis dzikir AQA. Sugiri optimis Ponorogo memiliki potensi aset alam dan budaya bisa bangkit dari jalur geografis yang kurang menguntungkan.

"Kami semakin yakin popularitas Reog Ponorogo bisa melesat di tengah peradaban dunia. Ini juga jalan kesejahteraan rakyat," kata Sugiri.

Menurut dia, pembangunan tahap pertama yang sudah selesai yakni bangunan utama monumen maupun museum hingga tinggal finishing.

"Selanjutnya, kami menata program museum, digitalisasi, serta dinding relief tentang Reog dan peradaban Ponorogo," ujar Sugiri.

Dia bilang pembangunan MRMP akan berlanjut dengan tahun anggaran 2026. "Saat ini, Pemkab Ponorogo memproses museum transit untuk mengumpulkan artefak dan benda peninggalan sejarah Ponorogo," ujar Sugiri.