Soal Bentrokan di Ambon, Pengamat: Alarm Keras untuk Bangsa Indonesia
- ANTARA/Dedy Azis
Sementara di lapangan, Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo mendapat apresiasi karena Polri dinilai cepat, tepat, dan humanis dalam meredam konflik. “Inilah wajah baru kepolisian yang tidak hanya hadir dengan ketegasan, tetapi juga dengan rasa kemanusiaan yang kuat,” tutur Haidar.
Bahkan, ia menyebut Jenderal Listyo Sigit sebagai Kapolri terbaik sepanjang masa karena mampu menghadirkan optimisme bahwa Indonesia bisa menjaga keamanan dengan tegas sekaligus berkeadilan.
Di sisi lain, Haidar juga menyinggung Wakil Ketua DPR RI, Sufmi Dasco Ahmad, sebagai figur penyejuk yang konsisten menghadirkan kesejukan di tengah dinamika politik. Kehadiran sosok seperti Dasco dianggap penting untuk memastikan parlemen ikut menopang rekonsiliasi sosial.
“Dalam situasi sosial yang rentan, bangsa ini membutuhkan sosok penyejuk seperti Dasco, agar rekonsiliasi sosial benar-benar bermuara pada pemulihan persaudaraan,” ucap Haidar Alwi.
Ia menegaskan, konflik Ambon 2025 tidak boleh menjadi spiral baru. Sebaliknya, harus dijadikan titik balik untuk memperkuat persaudaraan dan menghindarkan bangsa dari jebakan sejarah.
Sebelumnya, tawuran di SMK Negeri 3 Ambon berujung duka dengan tewasnya seorang siswa. Kabar itu cepat menyebar dan memicu solidaritas warga Hunuth (Ambon) dan Hitu (Maluku Tengah). Bentrokan pun meluas, menimbulkan kerusakan besar.
Pemerintah Kota Ambon mencatat 236 jiwa resmi mengungsi. Sementara aparat TNI–Polri mengerahkan sekitar 350 personel untuk mengendalikan situasi. Api memang padam, tapi bara sosial kembali menyala.