Desain Ikonik Stasiun Kota & Harmoni, MRT Jakarta Ubah Wajah Pusat Sejarah Jakarta

Wisata Kota Tua.
Sumber :
  • Antara FOTO

VIVA Jakarta - Kawasan bersejarah Harmoni dan Kota Tua bakal direvitalisasi untuk diproyeksikan sebagai magnet wisata baru Jakarta. Upaya revitalisasi itu seiring dengan proyek pembangunan MRT Fase 2A.

Ada Revitalisasi JPO, Ini Rekayasa Lalu Lintas di Kawasan Otista

 

Revitalisasi akan dilakukan PT MRT Jakarta (Perseroda) dengan konsep kawasan berorientasi transit (transit oriented development/TOD). Konsep revitalisasi itu bertujuan mengintegrasikan stasiun MRT dengan lingkungan sekitarnya yang akan mengubahnya jadi pusat budaya dan ekonomi baru.

HUT ke-80 RI, Tarif Transjakarta, MRT hingga LRT Hanya Rp80 pada 17 Agustus 2025

 

Kepala Divisi Engineering MRT Jakarta, Riska Muslimah menjelaskan setiap stasiun MRT dirancang dengan visi unik. Konsep itu disesuaikan dengan konteks kawasannya.

Polisi Terjunkan K9 untuk Cari Macan Tutul Lepas dari Kandang di Lembang

 

Dia mencontohkan seperti Stasiun Kota akan mengusung visi 'Permata Utara Jakarta'. Dengan visi itu, Stasiun Kota akan fokus dalam menghidupkan kembali kawasan wisata sejarah dan budaya.

 

Menurut Riska, untuk mencapai visi itu, berbagai strategi revitalisasi akan diterapkan. Salah satunya menghidupkan kembali Plaza BEOS sebagai ruang publik yang terintegrasi dengan stasiun. Selain itu, mereduksi arus lalu lintas kendaraan di dalam kawasan agar lebih ramah pejalan kaki.

 

“Kami akan menghidupkan kembali Plaza BEOS supaya hidup lagi menjadi bagian dari ruang publik. Kemudian, kami juga ada tim peremajaan kanal dan seterusnya. Jadi, menarik untuk area Kota ini,” kata Riska, dikutip pada Rabu, 27 Agustus 2025.

 

Pun, ia menambahkan Jalan Pintu Besar yang menghubungkan Jalan Gajah Mada dan Kota Tua akan ditutup untuk kendaraan pribadi. Dengan konsep itu, jalan itu hanya bisa dilalui oleh bus serta pejalan kaki.

 

Lebih lanjut, dia menambahkan MRT Jakarta akan membangun galeri ikonik di koridor Stasiun Kota untuk memamerkan karya seni dan temuan bersejarah. Langkah itu akan menerapkan strategi zero run off guna mengurangi risiko banjir.

 

Kemudian, ia mengatakan desain Stasiun MRT Kota juga dirancang untuk menciptakan integrasi dan interkoneksi dengan berbagai fasilitas. Selain itu, juga transportasi umum di kawasan Kota Tua.

 

Sementara, untuk Stasiun Harmoni dirancang dengan visiSimpul Harmonie”. Visi itu akan menempatkan stasiun sebagai gerbang utama yang menghubungkan dengan kawasan Kota Tua di utara.

 

Kalau dilihat dari selatan, Harmoni itu kan seperti gerbang menuju area Kota Tua. Sepanjang jalur itu ada kanal. Jadi, itu yang kami expose, bagaimana kami me-reflect itu dalam perencanaan stasiun dan sampai ke kawasan sekitarnya,” jelas Riska.

 

Riska menyampaikan strategi pengembangan kawasan TOD di Harmoni mencakup beberapa poin utama. Dikataian dia, untuk enataan kembali area akan dilakukan untuk mengoptimalkan integrasi antara berbagai moda transportasi dan fasilitas pendukungnya.

 

MRT Jakarta juga akan memperkuat karakteristik koridor utama kawasan dan meningkatkan aksesibilitas bagi pejalan kaki.

 

Dia menyebut konsep pembangunan itu juga berwawasan lingkungan. Konsep itu akan mendorong pengembangan hunian di pusat kota untuk memperkuat peran kawasan sebagai transit hub.

 

Adapun jalur MRT Jakarta Fase 2A akan menghubungkan Stasiun Bundaran HI hingga Kota sepanjang sekitar 5,8 kilometer. Fase ini terdiri atas tujuh stasiun bawah tanah, yaitu Thamrin, Monas, Harmoni, Sawah Besar, Mangga Besar, Glodok, dan Kota.

 

Hingga 25 Juli 2025, progres pembangunan Fase 2A sudah mencapai 51,31 persen. Proses itu sedikit lebih cepat dari target rencana 50,23 persen.

 

Progres tersebut meliputi segmen 1 rute Bundaran HI-Harmoni sebesar 74,3 persen dan segmen 2 rute Harmoni-Kota dengan realisasi progres 41,6 persen.

 

 

PT MRT Jakarta menargetkan Fase 2A segmen 1 selesai pada 2027, dan segmen 2 ditargetkan selesai pada 2029. (Ant)