Memperkuat Literasi Masyarakat dari Pemanfaatan Bantuan Buku Perpusnas

Kepala Perpusnas, E. Aminudin Aziz
Sumber :
  • Dok. Perpusnas

“Tidak semua desa bisa langsung diajukan sebagai calon penerima bantuan buku. Hanya desa yang memiliki kemauan dan kemampuan untuk mengelola perpustakaan. Demikian juga untuk TBM, hanya TBM yang terbukti aktif menyelenggarakan kegiatan literasi yang berhak diusulkan. Jadi, yang diajukan adalah yang memang sudah ada kegiatannya, ada yang mengurusnya dan ada tempatnya,” urainya.

Bekal Literasi Keuangan Jadi Kunci UMK Lebih Tangguh di Tengah Persaingan

Wali Kota Tasikmalaya, Viman Alfarizi Ramadhan, menyampaikan bahwa penerima bantuan buku bermutu, Kampung Literasi dan Sadar Tertib Arsip (KALISTA) yang berlokasi di Cibeureum, Tasikmalaya akan terus dijadikan sebagai model pengembangan literasi.

Kepala Dinas Perpustakaan dan Kearsipan Kabupaten (Dispusip) Garut, Totong, turut melaporkan bahwa Kabupaten Garut telah menerima bantuan Dana Alokasi Khusus (DAK) fisik dari Perpusnas. DAK tersebut dimanfaatkan untuk penguatan perpustakaan dan di tahun 2026 mendatang, berupa bantuan buku bermutu di rumah ibadah dan lapas. 

Masalah Kemiskinan hingga Stunting Bisa Diselesaikan dengan Literasi, Begini Penjelasannya

Laporan yang sama disampaikan oleh Plt. Camat Kecamatan Kadungora, Widy Astuti Handayani. Ia berterima kasih yang mendalam atas dukungan yang telah diberikan Perpusnas. Widy mengatakan, monitoring dan evaluasi berguna untuk mengetahui manfaat buku yang telah diberikan, dapat benar-benar dirasakan oleh masyarakat. 

Kepala Perpusnas menuturkan, perpustakaan desa yang dibangun melalui bantuan Perpusnas dapat diakses oleh semua kalangan, termasuk siswa sekolah dan madrasah.

Perpusnas dan KPU Sinergi Bangun Pemilih Cerdas dan Bertanggung Jawab

“Kita hidup dalam komunitas pembelajar, learning community. Kalau di satu desa perpustakaannya bagus, sementara di desa lain belum, maka mari kita saling berbagi. Dengan cara, saya sangat yakin pergerakan yang disebut dengan gerakan literasi bersama, gerakan literasi masyarakat akan tumbuh dan berkembang dari masyarakat,” tuturnya.

Pemanfaatan pemberian bantuan buku didukung oleh para penggerak literasi yang selama ini telah bekerja tanpa pamrih. “Penggerak literasi itu tidak ada yang membayar, semua gratisan. Tetapi karena ada yang ada di dalam hatinya, yaitu semangat pengabdian ingin memberikan sesuatu, barangkali itu menjadi wasilah kebaikan untuk kehidupan akhirat,” ujar Kepala Perpusnas mengapresiasi.

Halaman Selanjutnya
img_title