Pendidikan Inklusif Era Prabowo: Smart Board Bikin Anak SLB Berebut Maju ke Depan Kelas
- Tangkapan layar IG @kamivokasi
VIVA Jakarta - Kebijakan pemerintah Presiden RI Prabowo Subianto terkait pendidikan inklusif mulai terasa positif di Sekolah Luar Biasa (SLB). Digitalisasi pembelajaran diterapkan dengan implementasi interactive flat panel (IFP) atau smart board terhadap siswa SLB di kelas.
Salah satunya terlihat di SLB B-C Alfiany, Cengkareng, Jakarta Barat. Sejak awal September 2025, SDLB Alfiany menerima smart board yang didistribusikan Kementerian Pendidikan Dasar dan Menengah (Kemendikdasmen).
Guru kelas 3 SDLB-B Alfiany, Melda Novitasari menyampaikan smart board terbukti memberikan pengalaman belajar yang lebih menarik dan efektif bagi siswa. Menurut dia, dengan metode itu, sejumlah siswa yang sebelumnya pemalu, kini justru berebut ingin tampil di depan kelas.
“Jangankan anak-anak ya, gurunya juga jadi ikut semangat gitu. Kebetulan kan kita sebelum ada papan interaktif gini kita kan di kelas gitu, perbedaannya lumayan signifikan ya," kata Melda dikutip dalam kun Instagram @kamivokasi, pada Kamis, 18 September 2025.
Dijelaskan Melda, dengan smart board, para siswa jadi lebih antusias mengikuti pembelajaran. "Lebih menarik, lebih fokus, terdapat gambar, video juga," jelas Melda.
Pun, ia menambahkan proses pembelajaran di kelas juga jadi lebih mudah dan praktis. Dampak positifnya juga para siswa berkebutuhan khusus itu juga lebih fokus menyerap informasi pembelajaran.
Digitalisasi pembelajaran dirasakan siswa di Sekolah Luar Biasa (SLB).
- Tangkapan layar IG @kamivokasi
Melda mengaku sebagai guru juga lebih mudah untuk menampilkan materi pembelajaran.
"Jauh lebih fokus ya, yang pasti jauh lebih ingatannya juga lebih kuat karena kan mereka juga ikut terjun langsung untuk menggeser tampilannya. Jadi, mereka juga antusias. Aku mau maju! Aku mau maju! Jadi lebih semangat,” lanjutnya.
Sementara itu, salah seorang wali murid kelas 3 SDLB Alfiany Iqthoria menceritakan perubahan positif anaknya sejak ada sistem smart boad di kelas. Dia bilang, hadirnya smart board sebagai media pembelajaran jadi salah satu contoh pemanfaatan teknologi yang baik.
“Anaknya juga kayaknya semangat, excited gitu. Soalnya kalau saya pulang langsung cerita gitu, Ma, aku gini gitu. Apa? Nyuci gitu. Dia ngambil sabunnya digerakkin kayak gitu," ujar Alfiany.
"Jadi, ini salah satu gadget yang dimanfaatkan dengan sebaik mungkin, semaksimal mungkin gitu, dengan sasaran yang tepat lewat pembelajaran,” tutur Alfiany.
Dari video yang dilihat dari @kamivokasi, tampak anak-anak SDLB mengikuti pelajaran dengan penuh kegembiraan dan antusiasme. Anak-anak itu tanpa ragu maju ke depan kelas. Salah satu momen itu seperti menggunakan papan interaktif untuk mengerjakan soal matematika.
Pendistribusian smart boad sejalan dengan Program Hasil Terbaik Cepat (PHTC) yang dicanangkan pemerintah Prabowo. PHTC mendorong pemanfaatan teknologi digital secara tepat sasaran agar bisa meningkatkan kualitas pembelajaran, termasuk di sekolah-sekolah khusus seperti SLB.
Langkah pemerintah Prabowo inisiasi program, itu untuk menghadirkan pendidikan yang inklusif dan adaptif terhadap kebutuhan anak-anak berkebutuhan khusus. Targetnya agar mereka bisa belajar dengan lebih fokus, bersemangat, dan percaya diri.
Dalam kebijakan itu, Pemerintah berencana membagikan sekitar 330 ribu unit smart board ke sekolah-sekolah hingga akhir tahun ini.