Pakar Kritik Jokowi yang Serukan Dukung Prabowo-Gibran 2 Periode: Politisi yang Terkesan Haus Kekuasaan
- IG: Syarif Muhammad Fitriansyah @syrfxvii
VIVA Jakarta - Manuver Presiden ke-7 RI Joko Widodo atau Jokowi yang mengitruksikan relawannya mendukung Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming 2 periode terus menuai kritik. Jokowi diminta berhenti cawe-cawe.
Pakar politik Pangi Syarwi Chaniago mengkritisi sebagai mantan Presiden 2 periode, Jokowi mestinya bisa bersikap negarawan. Dia pun menyinggung omongan Jokowi yang mengaku akan kembali ke Solo untuk menjadi rakyat biasa usai tak menjabat sebagai RI-1.
Pangi mengatakan mestinya usai menjabat kepala negara, Jokowi memilih jalan sunyi. Tak perlu cawe-cawe mengintruksikan relawannya dukung Gibran yang notabene putra sulung Jokowi maju dua periode.
Dia mencontohkan Presiden sebelum Jokowi yang tak cawe-cawe soal urusan politik ke depan. Kata Pangi, dengan mencontohkan Presiden pertama RI Soekarno yang selesai menjabat tanpa grasak grusuk. Begitu pun juga dengan Presiden ke-2 RI Soeharto.
"Soeharto tahu diri, mundur dan tidak cawe-cawe terhadap Habibie. Habibie legowo dan malu, tak mau mencalonkan diri lagi menjadi capres setelah laporan pertanggung jawabannya di tolak MPR," lanjut Pangi.
Eks Presiden RI Joko Widodo (Jokowi)
- VIVA Jakarta/Edwin Firdaus
Pangi juga menyebut saat Presiden ke-4 RI Abdurrahman Wahid atau Gus Dur selesai juga berakhir dengan legowo. Lalu, Megawati Soekarnoputri selaku Presiden incumbent di Pilpres 2004, juga menerima kekalahan dari Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) dengan jiwa besar.
"SBY selesai dan berhenti menjadi presiden tanpa cawe-cawe pemilu, tanpa mempersiapkan anaknya jadi capres-cawapres. Tapi, komen sendiri Pak Jokowi, setelah 10 tahun kerusakan apa yang terjadi?" ujar Direktur Eksekutif Voxpol Center Research and Consulting itu.
Lebih lanjut, Pangi mengkritisi manuver Jokowi seperti bicara kelangengan kekuasaan anaknya. Menurut dia, sikap Jokowi sangat disayangkan karena mestinya level eks Wali Kota Solo itu bisa sebagai negarawan.
"Namun, kembali menjadi politisi yang terkesan haus kekuasaan. Betul-betul sebagai mantan presiden kembali menjadi rakyat biasa?" tuturnya.
Padahal, Pangi menyinggung kembali pernyataan Jokowi yang hanya ingin jadi rakyat biasa dan tinggal di Solo usai tak menjabat kepala negara.
"Tapi, lagi-lagi 'sen kanan belok kiri' nampaknya. Sulit dipegang antara perkataan dan perbuatan, seringkali statement yang selama ini kebalikan faktanya yang terjadi sesungguhnya," ujar Pangi.
Pun, ia menyoroti instruksi Jokowi ke relawan agar dukung Prabowo-Gibran dua periode itu seperti 'kepagian'. Apalagi, kondisi rakyat Indonesia yang saat ini tengah banyak kesulitan.
"Di saat rakyat berjuang untuk bertahan hidup dari susah himpitan ekonomi," sebutnya.