Tak Hanya Diplomasi, Pidato Prabowo di PBB Juga Dinilai Bisa Beri Efek Perkuat Ekonomi RI

Dialog bertajuk 'Presiden Prabowo di Panggung PBB: Apa Pentingnya?'
Sumber :
  • Istimewa

VIVA Jakarta - Gaya pidato Presiden RI Prabowo Subianto saat Sidang Majelis Umum Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) di New York, Amerika Serikat jadi sorotan dunia internasional. Pidato Prabowo dinilai bisa beri efek positif.

Pidato Prabowo di PBB Berani tapi Penuh Tantangan, Ini Analisanya

Wakil Ketua Umum Bidang Analisis Kebijakan Makro Ekonomi Kamar Dagang dan Industri (Kadin), Aviliani mengatakan pidato Prabowo bisa berpotensi menarik investasi sekaligus mengerek pertumbuhan ekonomi domestik.

Menurut dia, RI kini punya posisi strategis sebagai negara berkembang dengan potensi pertumbuhan ekonomi tinggi.

Guru Besar UI Kagum Pidato Prabowo di Sidang PBB: Saya Bilang Mantap & Menggelegar!

Aviliani bilang dengan pidato di Sidang Umum PBB, Presiden Prabowo juga semakin diperhitungkan di kancah internasional. Menurut dia, hal itu juga akan menempatkan Indonesia pada posisi strategis untuk menarik investasi dan kerja sama global.

“Pak Prabowo sekarang di mata dunia sangat diperhitungkan. Jadi, sebenarnya ini momentum baik. Kalau orang sudah dipercaya, mau minta apa saja pasti bisa,” kata Aviliani dalam acara 'Katadata Policy Dialogue bertajuk Presiden Prabowo di Panggung PBB: Apa Pentingnya?' di Blok M, Jakarta Selatan, dikutip pada Kamis, 25 September 2025.

Eks Diplomat Senior Angkat Dua Jempol untuk Pidato Prabowo di PBB: Indonesia Is Back!

Menurut dia, momentum itu idealnya bisa dioptimalkan untuk memperkuat posisi RI. Namun, ia menyampaikan keberhasilan Prabowo di kancah internasional mesti diimbangi dengan kesiapan domestik. Kata dia, kesiapan itu seperti aspek birokrasi maupun perizinan berusaha.

{{ photo_id=1564 }}

Aviliani mengkritisi dengan birokrasi yang lambat dan prosedur rumit dinilai masih jadi tantangan utama bagi Indonesia dalam memaksimalkan peluang global.

Jangan sampai sudah dipercaya, ketika investor masuk ke Indonesia, banyak persoalan yang mereka akhirnya tidak jadi. Birokrasi ini menjadi masalah dari tahun ke tahun,” jelas Aviliani.

Pun, dia menuturkan, kondisi demografi suatu negara juga jadi salah satu faktor krusial yang menentukan pertumbuhan ekonomi. Dijelaskan dia, factor itu karena jumlah penduduk usia produktif memengaruhi konsumsi dan investasi.

Demografi sangat menentukan bagaimana perekonomian itu tumbuh, makanya kalau kita lihat yang bisa tumbuh 4-5% ke atas itu adalah negara berkembang. Negara-negara maju cenderung hanya sampai 2-3%,” jelas Aviliani.

Lebih lanjut, ia menambahkan situasi sejumlah negara maju kini juga mengalami pertumbuhan konsumsi yang lambat akibat populasi menua. Kondisi itu berpengaruh terhadap investasi juga cenderung menurun.

Namun, sebaliknya dengan negara-negara berkembang masih memiliki permintaan domestik yang kuat dan peluang investasi tinggi.

Tidak ada orang yang mau berinvestasi ketika konsumsi turun. Nah, sekarang tinggal bagaimana kebijakan-kebijakan pemerintah itu bisa membuat investor tertarik masuk ke Indonesia,” ujarnya.

{{ photo_id=1553 }}

Sementara, Tenaga Ahli Utama Badan Komunikasi Pemerintah, Hamdan Hamedan menilai forum Sidang Majelis Umum PBB ibaratPiala Dunia Diplomasi’. Ia mengatakan demikian karena dalam forum itu karena kepala negara maupun kepala pemerintahan hadir untuk membawa solusi global.

Hamdan bilang, kehadiran Prabowo di Sidang Umum PBB dalam pidatonya menekankan pentingnya multilateralisme dan ketahanan pangan. Selain itu, Prabowo juga menyerukan aksi nyata terhadap perubahan iklim sebagai bagian dari peran global RI di kancah internasional.

Adapun pengamat Hubungan Internasional dari Universitas Padjajaran, Teuku Rezasyah, menilai Prabowo dalam pidatonya di Sidang PBB memperlihatkan komitmen yang baik dalam mendukung perdamaian dunia.

"Komitmen Pak Prabowo sudah oke, bahkan berani mengirim personel perdamaian. Yang belum disampaikan adalah langkah selanjutnya, yakni agenda reformasi PBB," tuturnya.

Rezasyah bilang RI punya posisi strategis, terutama karena peran aktifnya dalam diplomasi multilateral dan kontribusinya di berbagai misi perdamaian internasional.