NLC 2025: Forum Bergengsi Pemimpin Muda Indonesia, dari Sultan Bachtiar hingga Emil Dardak
- Istimewa
VIVA Jakarta - National Leadership Camp (NLC) 2025 yang digelar Rumah Kepemimpinan dihadiri tokoh nasional, influencer, hingga ratusan mahasiswa unggulan. Ajang yang berlangsung pada 22–24 Agustus 2025 digelar di PPPPTK Bahasa, Depok, dan Balai Purnomo Prawiro, Universitas Indonesia.
Dengan mengusung semangat 'Leadership Begins With You', agenda NCL 2025 menggabungkan refleksi spiritual, diskusi kepemimpinan, hingga jejaring lintas sektor.
NLC 2025 juga menghadirkan tokoh nasional dan praktisi dari berbagai bidang yang memberikan inspirasi di antaranya Ketua DPD RI Sultan Bachtiar Najamudin, Menteri Ketenagakerjaan Prof. Yassierli, Ph.D., Wakil Menteri Dalam Negeri Bima Arya Sugiarto, hingga Wakil Gubernur Jawa Timur Emil Elestianto Dardak.
Dari internal Rumah Kepemimpinan, hadir Adi Wahyu Adji selaku CEO Rumah Kepemimpinan. Selain itu, hadir generasi muda yang berkiprah di ranah digital seperti Digital Content Creator Firu Designer dan Aisha Rizqy P.
Dalam salah satu sesi, Ketua DPD Sultan Bachtiar Najamudin menyampaikan pidato terkait seruan bagi generasi muda untuk memulai kepemimpinan dari diri sendiri. Menurut dia, hal itu perlu sebelum membawa perubahan besar bagi Indonesia.
Menurut dia, ada tiga pilar utama bagi pemimpin muda yaitu visi, ketangguhan, dan legacy.
“Visi adalah keberanian untuk melangkah, ketangguhan adalah daya tahan di tengah ujian, dan legacy bukan soal jabatan tinggi, melainkan nilai yang kita tinggalkan sejak hari ini,” kata Sultan, dalam keterangannya dikutip pada Selasa, 26 Agustus 2025.
Sultan mengapresiasi konsistensi Rumah Kepemimpinan. Bagi dia, Rumah Kepemimpinan seperti 'laboratorium' langkah nyata untuk menyiapkan generasi menuju Indonesia Emas 2045.
Sementara, Emil Dardak bicara soal kepemimpinan bukan soal jabatan atau privilege. Menurut dia, kepemimpinan juga soal keberanian untuk mendengar dan membina.
“Leader is the one who can listen. Pemimpin bukan sekadar memerintah, tapi menjadi tempat sandaran, mendengar, dan membina timnya,” ujar Emil.
Lalu, Wakil Menteri Dalam Negeri Bima Arya Sugiarto menekankan pentingnya pengabdian dan makna dalam kepemimpinan. Dia mengingatkan jabatan hanya sementara, pengabdian selamanya.
"Hidup hanya sekali, dan hidup harus berarti. Jangan pernah menyia-nyiakan waktu, karena hal besar selalu berawal dari hal-hal kecil,” tutur Bima.
Adapun, Menteri Ketenakerjaan Prof. Yassierli, Ph.D. menyampaikan tantangan generasi muda di era ketidakpastian atau VUCA world. Menurut dia, penting ketangguhan, adaptasi, dan keberanian untuk terus bertumbuh.
“Hanya benda matilah yang tak bertumbuh. Maka jadilah growth mindset, tajamkan kompetensi, dan kembangkan karya yang berdampak. Di zaman yang cepat berubah ini, kemampuan membaca momentum, berinovasi, dan berkolaborasi adalah kunci,” ujarnya.
Ajang NLC 2025 diikuti 700 peserta dengan rincian 255 peserta merupakan awardee Rumah Kepemimpinan Angkatan 12 yang berasal dari 45 kampus di seluruh Indonesia. Peserta lainnya terdiri dari mahasiswa umum, perwakilan komunitas, mitra, hingga orang tua.
Selain itu, NLC 2025 menghadirkan total 28 narasumber dari berbagai bidang dalam 10 sesi festival kelas, yang memberikan inspirasi sekaligus wawasan strategis bagi para peserta.
Kemudian, ada juga sesi inspiratif yang menghadirkan narasumber lintas sektor di antaranya Nur Agis Aulia (Wakil Wali Kota Serang 2024–2029 sekaligus Owner Jawara Farm), Angga Fauzan (CEO MySkill), Wardah Nafisah (CEO Maxime Clinic sekaligus peserta Pilkada Pasuruan 2024), Yurgen Alifia S. (Executive Director Institut Harkat Negeri), hingga Fahd Pahdepie (Strategic Storyteller).