Dari Kuliner hingga Seni, Budaya Betawi Berpotensi jadi Magnet Wisata Jakarta Global
- Istimewa
VIVA Jakarta - Jakarta yang diproyeksikan sebagai kota global dinilai harus tetap jadi etalase budaya Betawi. Meskipun status Jakarta ke depan bukan lagi sebagai ibu kota negara.
Demikian disampaikan Wakil Ketua Umum (Waketum) Bamus Betawi Munir Arsyad. Eks Anggota DPRD DKI itu mengatakan pemindahan Ibu Kota Negara bisa jadi peluang bagi pelaku kebudayaan Betawi untuk berkembang.
Dia mengatakan seperti itu karena Jakarta akan naik level bertransformasi menjadi kota global. Menurut dia, dalam proses Jakarta menuju kota global, pelaku kesenian termasuk ormas Betawi mesti bisa memperkuat posisinya.
“Bagaimana pun juga Jakarta tetap punya kita yang perlu dikembangkan, dilestarikan dan dimajukan budayanya. Sehingga diharapkan pelaku kesenian ormas-ormas Betawi bisa meningkat potensi ekonominya juga,” ujar Munir dalam dialog interaktif Bamus.
Munir bilang transformasi Jakarta menuju kota global justru bisa menjadi peluang bagi pelaku kesenian budaya Betawi. Hal itu mengingat, peran budaya Betawi sebagai identitas asli Jakarta.
"Pelaku ekonomi budaya Betawi, seperti para pengrajin, seniman, dan pelaku usaha kuliner khas Betawi, ini peluang ke depan," lanjut Munir.
Dia menyebut upaya itu bekerja sama dengan berbagai pihak untuk mempromosikan budaya ataupun dalam aspek komersial ke level global.
Lebih lanjut, Munir mengatakan jika promosi kebudayaan Betawi dikemas secara tepat, maka bisa menarik wisatawan yang ingin mengunjungi Jakarta. Budaya Betawi bisa jadi magnet potensial. "Mereka bisa menikmati kekayaan budaya lokal kita," tutur Munir.
Maka itu, ia menekankan pelaku ekonomi budaya Betawi harus memanfaatkan peluang untuk berkreasi dan berkembang dari sisi komersial. Kata dia, upaya itu bisa dalam aspek kuliner, seni pertunjukan, produk kerajinan, maupun event budaya.
"Ini akan sangat membantu melestarikan serta mempromosikan kebudayaan Betawi. Sekaligus memberikan dampak positif bagi perekonomian warga Betawi di Jakarta," jelas Munir.
Kemudian, Munir menyebut kegiatan dialog juga sangat baik sebagai media pencerahan bagi anggota ormas-ormas di Bamus Betawi. Kata dia, khususnya bagi para pelaku ekonomi seni Betawi.
Adapun, Ketua Panitia Acara Diskusi Interaktif, Anas Maruf menyampaikan dialog interaktif ini dilaksanakan secara paralel selama 3 hari berturut-turut. Anas mengatakant tujuan kegiatan tu dalam rangka membantu mensosialisasikan kebijakan-kebijakan Pemprov DKI Jakarta terkait status Jakarta ke depan bukan lagi ibu kota negara.
“Diharapkan peserta diskusi yang berasal dari ormas-ormas Bamus Betawi mendapatkan banyak informasi dari narasumber,” tutur Anas.
Dengan demikian, menurut dia, akan muncul inovasi-inovasi baru untuk kemajuan Jakarta termasuk dalam pengembangan kebudayaan Betawi.