Gebrakan Baru Pemprov DKI Lewat 'Jakstar', Program Anti-Diabetes untuk Generasi Muda

Wakil Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) DKI Jakarta Lies Dwi.
Sumber :
  • Antara FOTO

Jakarta, VIVA - Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI Jakarta meluncurkan program 'Jakstar'. Tujuan program itu sebagai langkah preventif untuk mencegah penyakit tidak menular seperti diabetes melitus sejak usia remaja.

Prof Haris: Secara Konkret, PMII Dapat Bangun Ekosistem Pemberdayaan yang Aktivasi Program Pemerintah

Wakil Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) DKI Jakarta Lies Dwi mengatakan program itu akan dimulai di sejumlah SMA percontohan di Jakarta.

"Kita namakan program ini sebagai "Jakstar". Karena ini bintang-bintang anak muda yang nanti ke depan kita harapkan sudah punya perilaku hidup sehat," kata Lies Dwi di Rusunami Bidara Cina, Jakarta Timur, Senin, 28 Juli 2025.

Angka Pernikahan Anak Terus Turun, Kemenag Genjot Peran Fasilitator Bimbingan Remaja

Dia menjelaskan program ini menyasar pelajar SMA di Jakarta melalui pendekatan interaktif yang menarik dan menyenangkan. Selain itu, dilakukan pendekatan kekinian dengan berbasis gamifikasi (pendekatan permainan).

Menurut dia, melalui program itu, para siswa diajak menjalani pola hidup sehat seperti rutin berolahraga. Lalu, juga diajak untuk menjaga pola makan, dan mendapatkan poin dari setiap aktivitas sehat yang dilakukan.

Kawasan Barito Disulap Jadi Ruang Publik, Pemprov DKI Siapkan Beragam Fasilitas

"Kita akan buat ini dalam bentuk gamifikasi atau permainan. Kita akan mulai dari kelompok anak SMA, kalau mereka mempraktikkan aktivitas sehat mereka bisa dapat poin itu nanti poinnya dikumpulkan, kita sediakan hadiah," jelas Lies.

Lebih lanjut, Lies juga ingin mencegah dan menekan angka penyakit tidak menular. Dengan demikian, warga Jakarta tumbuh menjadi generasi sehat sejak usia muda.

Adapun Dinas Kesehatan (Dinkes) Jakarta juga menyoroti perubahan gaya hidup yang menjadi salah satu faktor munculnya ancaman penyakit diabetes melitus di usia muda.

"Kalau dulu mungkin era 20-30 tahun yang lalu kita lebih sering dengar orang dengan penyakit diabetes di umur-umur sudah lanjut usia (lansia) gitu ya. Kalau sekarang kan di umur muda 30-40 tahun sudah banyak yang menderita penyakit kencing manis, hipertensi," jelas Lies.

Dia menyinggung gaya hidup remaja saat ini yaitu sedentari atau gaya hidup yang kurang melakukan aktivitas fisik.

Dengan pola hidup minim aktivitas itu yang bisa memicu risiko penyakit tidak menular. Belum lagi pilihan makanan yang tinggi gula, garam, dan lemak dalam kehidupan sehari-hari.

Mengutip laporan skrining kesehatan Dinas Kesehatan (Dinkes) Jakarta, sebanyak 62,09 persen Aparatur Sipil Negara (ASN) DKI Jakarta mengalami obesitas.

Program skrining kesehatan itu dilakukan pada 2024 yang diikuti oleh 9.936 ASN. Program itu mencakup pengukuran indeks massa tubuh (IMT), tekanan darah, kebugaran jasmani, kadar gula darah sewaktu, hingga evaluasi kondisi kesehatan mental.

Adapun dari 62,9 persen ASN Jakarta yang mengalami obesitas, rincian Obesitas I sebesar 40,03 persen dan Obesitas II sebesar 22,06 persen. (Ant)