Riset: Produk Tembakau Alternatif Bisa Turunkan Prevalensi Merokok, Tapi Masih Disalahpahami
- Dok. VIVA.co.id
“Kesalahpahaman ini bisa diluruskan jika masyarakat mendapatkan informasi yang akurat. Komunikasi yang jelas dan berbasis bukti ilmiah diperlukan untuk meningkatkan pemahaman publik,” jelas McNeill.
Tantangan di RI
Ketua Asosiasi Konsumen Vape Indonesia (Akvindo) Paido Siahaan menyampaikan kondisi di Tanah Air Indonesia tak jauh berbeda. Kata dia, publik masih punya persepsi keliru terhadap produk tembakau alternatif. Kondisi itu bisa jadi hambatan untuk mengurangi konsumsi merokok di Indonesia.
“Banyak perokok dewasa menjadi ragu atau takut beralih, sehingga tetap terjebak merokok dan kehilangan kesempatan mengurangi risiko kesehatannya,” tutur Paido dalam keterangannya, dikutip pada Jumat, 19 September 2025.
Paido menuturkan produk tembakau alternatif mestinya dilihat sebagai bagian dari strategi pengurangan risiko (harm reduction). Khususnya bagi perokok dewasa yang selama ini kesulitan mengurangi kebiasaan buruknya melalui metode konvensional seperti terapi pengganti nikotin maupun konseling.
Dia membeberkan dari studi negara maju di Inggris, Selandia Baru, dan Jepang memperlihatkan penggunaan produk tembakau alternatif bisa menurunkan prevalensi merokok secara signifikan. Tapi, di Indonesia sebaliknya karena masih kalah yang dipicu stigma dan misinformasi.
"Sayangnya di Indonesia, informasi publik yang mendukung pendekatan ini masih minim, bahkan sering kalah oleh stigma dan misinformasi,” ujar Paido.