Perpusnas Luncurkan 25 Seri Buku Anak dan Komik Diponegoro, Hadirkan Sejarah Dalam Bacaan
- Dok. Perpusnas
“Saya menyampaikan terima kasih kepada pihak Fakultas Seni Rupa dan Desain di ITB atas kolaborasi, tanggung jawab bersama menghasilkan 25 komik dengan cerita yang diadaptasi dari naskah asli Babad Diponegoro dalam waktu yang singkat,” ungkapnya.
Peluncuran “25 Seri Buku Anak dan Komik Diponegoro” ini merupakan bagian dari rangkaian kegiatan peringatan 200 tahun Perang Jawa dan Hari Kunjung Perpustakaan. Dalam kegiatan ini juga diselenggarakan bedah buku.
Masih dalam peringatan 200 tahun Perang Jawa, sebelumnya Perpusnas menyelenggarakan peluncuran dan bedah buku Babad Diponegoro: Sebuah Hidup yang Ditakdirkan serta Sketsa Perang Jawa Tahun 1825: Kesaksian Pelaku Sejarah pada 23 Juli 2025, dan Babad Kedung Kebo: Perang Jawa dari Sudut Pandang Liyan pada 26 Agustus 2025.
Ketua Tim Penyusun Buku Anak dan Komik Diponegoro FSRD ITB, Riama Maslan Sihombing, dalam paparannya menyampaikan penyusunan buku anak dan komik Diponegoro merupakan salah satu upaya untuk untuk menanamkan nilai perjuangan dan nasionalisme kepada anak-anak.
“Proyek ini lahir dari keyakinan, bahwa cara terbaik untuk menjembatani sejarah besar dengan imajinasi anak-anak adalah melalui bahasa yang paling universal yaitu bahasa visual,” jelasnya.
Lebih lanjut, dia menjelaskan tim penyusun mengadaptasi sumber primer seperti buku Babad Diponegoro, Kuasa Ramalan, hingga kajian-kajian kontemporer, lalu memecahnya menjadi fragmen naratif yang sarat nilai universal.
“Di sinilah peran sentral ilustrasi sebagai media penceritaan dalam buku anak. Ilustrasi bukanlah sekadar hiasan pelengkap teks melainkan jembatan kognitif dan emosional yang menghubungkan dunia anak masa kini dengan dunia Jawa pada awal abad ke-19,” urainya.