Perpusnas Luncurkan 25 Seri Buku Anak dan Komik Diponegoro, Hadirkan Sejarah Dalam Bacaan
- Dok. Perpusnas
Dosen Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, Ratna Djumala, menjelaskan sastra anak adalah karya sastra yang diciptakan untuk anak-anak atau tentang dunia anak-anak yang bahasanya, isi dan penyajiannya disesuaikan dengan perkembangan psikologis, bahasa serta imajinasi anak.
“Menulis sebuah bacaan anak-anak, tidak hanya sekadar gambar, tidak hanya sekadar narasi tetapi memang betul-betul harus mendekatkan apa yang dihadirkan di dalam teks tersebut kepada pembacanya yaitu anak-anak. Bahasanya harus menghadirkan bahasa yang bisa dimengerti oleh anak-anak dan penyajiannya yang menarik dengan warna yang tidak monoton,” tuturnya.
Menurutnya, alih wahana Babad Diponegoro dari naskah menjadi cerita bergambar dan komik merupakan hal luar biasa yang dilakukan oleh Perpusnas dan FSRD ITB. “Dari Babad Diponegoro yang merupakan naskah berbahasa Jawa berubah bentuk menjadi bacaan untuk anak-anak,” urainya.
Suhardi Budi Santoso, penulis dan editor di Tempo Publishing, menilai hasil kolaborasi ini telah memenuhi fungsi dari sebuah buku.
“Selain memberikan pengetahuan mengenai sejarah nusantara, buku ini juga memberikan hiburan melalui gambar-gambar ilustrasi yang bagus sekali. Kemudian dari unsur pendidikan, menurut saya ada budi pekerti yang disampaikan dan juga ada pendidikan bahasa bagi pembaca,” tutur Anggota Tim Penyusun Ejaan Bahasa Indonesia yang Disempurnakan Edisi V pada 2022.
Konselor dan pendiri Parentsea, Pramudya Ardyagarini Nugroho, menyampaikan membaca buku maupun komik tidak hanya bermanfaat bagi anak tipikal, tetapi juga bagi anak atipikal atau berkebutuhan khusus, salah satunya dengan Attention Deficit Hyperactivity Disorder (ADHD).
“Komik bisa cocok anak-anak ADHD karena bentuknya yang kaya akan gambar dengan tulisan yang pendek-pendek. Sehingga mereka bisa fokus dan mengagumi gambarnya,” ungkapnya.