LBH-AP Muhammadiyah Tuntut Ini ke KDM dan Pemprov Jabar Usai Neni Alami Doxing hingga Ancaman

Neni Nur Hayati
Sumber :
  • Instagram/ Neni Nur Hayati

Jakarta – Lembaga Bantuan Hukum dan Advokasi Publik Pimpinan Pusat Muhammadiyah, memberi pendampingan hukum terhadap Neni Nur Hayati. Neni juga dikenal sebagai Direktur Democracy and Electoral Empowerment Partnership atau DEEP Indonesia.

Muhammadiyah Puji Mendikdasmen Abdul Mu'ti Usai Luncurkan Kado Presiden untuk Guru

Persoalan ini bermual dari kritikan-kritikan Neni, yang diduga diarahkan ke Gubernur Jawa Barat, Dedi Mulyadi atau KDM (Kang Dedi Mulyadi). Walau Neni menyebut tidak mengarahkan ke satu kepala daerah saja.

Sampai akhirnya, Neni diduga mengalami serangan digital. Mulai dari upaya peretasan akun pribadi, doxing, ancaman kekerasan, penyiksaan, pembunuhan, cyberbullying dan kampanye disinformasi yang sistematis.

Aktivitas Ini yang Dilakukan Menteri Mu'ti saat Pesawatnya Delay

Dalam keterangan pers LBH-AP PP Muhammadiyah yang diterima VIVA Jakarta, menyebutkan kalau serangan digital yang dialami oleh Neni bermula dari adanya unggahan konten akun instagram Dinas Komunikasi dan Informasi Pemerintah Provinsi Jawa Barat serta 4 akun resmi instagram lainnya milik Pemerintah Provinsi Jawa Barat yang berisi video klarifikasi Dedi Mulyadi yang membantah penggunaan buzzer di media sosial pada 15 Juli 2025.

"Di sisi lain, klarifikasi Dedi Mulyadi selaku Gubernur Jawa Barat yang dimuat di dalam video postingan akun instagram resmi milik Diskominfo Jabar sangat salah alamat apabila ditujukan atau dituduhkan untuk menanggapi konten Neni di media sosial tiktok, sebab Neni tidak membuat dan mengunggah konten yang menyebutkan secara tegas dan personal jika Dedi Mulyadi menggunakan buzzer media sosial," tulis dalam keterangan LBH-AP PP Muhammadiyah.

Sambut HUT RI ke-80, Partai Berkarya Pikat Anak Muda Lewat Gaya Fun Politik

Mengalami peristiwa seperti itu, LBH-AP PP Muhammadiyah memberi bantuan hukum ke Neni. Juga dilayangkan somasi atau teguran resmi tertulis ke Pemprov Jawa Barat dan  Dinas Komunikasi dan Informasi Pemerintah Provinsi Jawa Barat pada 21 Juli 2025. Permintaannya agar men-take down konten yang menampilkan wajah Neni. Serta meminta maaf secara terbuka.

Somasi tersebut ditanggapi Dinas Komunikasi dan Informasi Pemprov Jawa Barat pada 24 Juli 2025. Permintaan untuk take down konten yang ada wajah Neni, dipenuhi. Tetapi Muhammadiyah menyayangkan tidak ada permintaan maaf.

Halaman Selanjutnya
img_title