Prabowo Puji Diplomasi Menlu Sugiono Hadapi Ketidakpastian Global
- Istimewa
Jakarta – Presiden Prabowo Subianto memuji diplomasi yang dilakukan Menteri Sugiono dalam menghadapi ketidakpastikan kondisi geopolitik dan geoekonomi.
Termasuk saat lobi dilakukan terhadap Pemerintah Amerika Serikat yang menerapkan tarif resiprokal terhadap produk-produk asal Indonesia.
“Menteri Koordinator Perekonomian dengan timnya dibantu oleh Menteri Keuangan, Menteri Perindustrian, Menteri Perdagangan dengan ketua Dewan Ekonomi Nasional dengan timnya juga. Menteri Investasi semua melaksanakan. Menteri Luar Negeri dengan diplomasinya. Kita bergerak sebagai satu tim,” ucap Prabowo dalam Sidang Kabinet ke-8 di Istana Negara, Jakarta, Rabu 6 Agustus 2025.
Momen kunci terjadi pada 17 April 2025. Saat itu, Sugiono terbang langsung ke Washington DC dan menemui Menteri Luar Negeri AS, Marco Rubio.
Setelah pertemuan itu, situasinya berbalik arah. Prabowo berterima kasih atas kerja keras para menteri yang disebutnya bergerak "demi kepentingan nasional".
Prabowo menjelaskan bahwa saat pemerintahannya dimulai pada 20 Oktober 2024, kondisi dunia tidak serumit seperti saat ini.
Dia mengungkit konflik yang terjadi di mana-mana dalam beberapa bulan terakhir. Kondisi dan dampak geopolitik dan geoekonomi tersebut tentu mempengaruhi kondisi di tanah air.
Di antaranya konflik di Ukraina, Gaza, Lebanon, Suriah, Iran, hingga eskalasi antara India dan Pakistan. Kemudian ketegangan antara Thailand dan Kamboja yang baru-baru ini terjadi.
“Konflik di Ukraina, konflik di Timur Tengah Gaza, tepi barat, Lebanon, Suriah yang begitu dahsyat, yang memakan korban begitu banyak di depan mata seluruh dunia. Perempuan, anak-anak kecil, puluhan ribu dibantai. Kita juga lihat konflik Israel Iran di mana negara adikuasa pun ikut,” ucapnya.
Akan tetapi, Prabowo mengucapkan terima kasih kepada para anggota kabinet yang membantunya menghadapi situasi demikian.
Prabowo menekankan bahwa pemerintah akan terus melaksanakan tugas yang berorientasi kepada kepentingan nasional.
“Kita negosiasi, kita berunding kita tidak emosional, kita tidak terpancing,” ucap Prabowo.
“Tugas pemerintah Indonesia adalah melindungi rakyat Indonesia, melindungi pekerja-pekerja kita dan keluarga mereka. Kita telah mencapai suatu titik terbaik yang bisa kita capai pada saat ini,” lanjutnya.