Jadi Negara Maju, Sekjen Gelora Bilang Indonesia Harus Lupakan Trauma Politik Masa Lalu
- Partai Gelora
Lebih lanjut, politisi yang pernah menjadi Ketua Komisi I DPR periode 2010-2017 ini menilai Indonesia punya modal sama seperti China. Antara lain catatan sejarah yang panjang dan menjadi tonggak peradaban di dunia.
"China merdeka tahun 1949, sementara Indonesia 1945. Bisa jadi China ini banyak belajar dari Bung Karno (Soekarno). Terlepas dari hal itu, China berhasil menjadikan kekuatan politik dan kekuasaan politiknya solid. Sehingga ketika berganti kepemimpinan, cita-citanya terus didukung secara berkesinambungan," jelasnya.
Hal tersebut juga perlu dilakukan Indonesia agar cita-cita atau mimpi menjadikan Indonesia superpower baru bisa dilanjutkan pemerintahan selanjutnya, tidak berhentikan pada momen 5 tahunan.
Artinya, Indonesia tidak perlu secara terus menerus membiarkan masuk dalam jebakan politik, sehingga negara menjadi tidak aman dan pembangunan tidak berjalan maksimal.
"Jadi yang kita perlukan sekarang baru, adalah kesadaran baru di elite politik kita agar menciptakan perdamaian secara politik, sehingga tidak mengganggu pembangunan," katanya.
Yang perlu dicontoh juga dari China, adalah proses pembelajaran sitemik. Kata Mahfuz, para elit politik yang menguasai, harus menjadi murid dan mendengar dosen-dosen yang disiapkan oleh pemerintahnya.
"Mereka juga mengirim banyak orang ke luar negeri. Hasilnya bisa kita lihat sekarang, China berhasil melakukan lompatan besar ke depan. Dan saya kira Pak Prabowo sekarang, memiliki leadership secara domestik dan global bisa mengubah Indonesia menjadi negara maju melalui berbagai terobosannya," tegas Mahfuz.