Megawati Luncurkan Serambi Pancasila dan Buku Naskah Sumber Arsip Dasar Negara

Ketua Dewan Pengarah BPIP Megawati Soekarnoputri.
Sumber :
  • megawati,

Jakarta, VIVA – Ketua Dewan Pengarah Badan Pembinaan Ideologi Pancasila (BPIP) Megawati Soekarnoputri meresmikan Serambi Pancasila dan meluncurkan buku Naskah Sumber Arsip Dasar Negara Volume I: Masa Sidang Pertama BPUPK 29 Mei – 1 Juni 1945. Peresmian itu dilakukan di Gedung ANRI, Jakarta, Senin kemarin.

Megawati, SBY, dan Jokowi Diundang Hadiri Pidato Kenegaraan Prabowo, Istana: Momen Persatuan Nasional

Langkah itu sebagai upaya menghidupkan kembali semangat pendiri bangsa melalui sumber sejarah otentik. Megawati dalam pidatonya menyampaikan pentingnya pemahaman sejarah dan refleksi perjuangan para pejuang bangsa Indonesia. 

Ketua Umum PDI Perjuangan (PDIP) itu berharap khususnya kepada para rektor yang hadir untuk senantiasa mensosialisasikan sejarah bangsa kepada generasi muda, khususnya mahasiswa, melalui naskah sumber asli yang diluncurkan BPIP bersama ANRI.

Dukung Rekonsiliasi, Aktivis 98: Semoga Jokowi, Mega, SBY dan Prabowo Rukun di Upacara HUT RI ke 80

“Saya adalah salah satu warga Indonesia yang betul-betul sangat mencintai bangsa dan negara ini. Oleh sebab itu, maka mengapa saya mau untuk terus-menerus berbicara, mengenalkan kembali yang namanya pemimpin bangsa (para pejuang),” kata Megawati dikutip pada Selasa, 12 Agustus 2025.

Sementara, Kepala BPIP Prof. Dr. Yudian Wahyudi menjelaskan sejarah kelahiran, perumusan, dan pengesahan Pancasila sebagai dasar dan ideologi negara serta pandangan hidup bangsa merupakan satu kesatuan historis yang harus diabadikan dalam berbagai monumen bangsa.

PDIP Siap Dukung Kebijakan Prabowo, Gerindra: Kami Berterima Kasih

Dia menuturkan rangkaian peristiwa itu tak saja menjadi bagian penting dari proses pembentukan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI). Tapi, juga memuat narasi gagasan dan perjuangan para pendiri bangsa yang dapat menginspirasi seluruh bangsa Indonesia. "Dari generasi ke generasi untuk selalu mengamalkan dan meneladani Pancasila,” ujar Yudian.

Ketua Dewan Pengarah BPIP Megawati Soekarnoputri

Photo :
  • Istimewa

Lebih lanjut, dia menjelaskan, Serambi Pancasila dan buku Naskah Sumber Arsip Dasar Negara bukan hanya menampilkan simbol atau kutipan para pendiri bangsa. Tapi, kata dia, menjadi medium yang mendekatkan masyarakat dengan semangat dan gagasan otentik para pendiri bangsa tentang Pancasila serta negara Indonesia.

Ia menuturkan naskah Sumber Arsip Dasar Negara hadir dengan temuan-temuan dokumen sejarah baru untuk melengkapi berbagai literatur yang telah terbit. 

"Selain salinan arsip ketik, buku tersebut juga memuat salinan arsip tulisan tangan yang berasal dari dua khazanah arsip primer, yaitu Arsip Mohammad Yamin koleksi khusus, dan arsip A.G. Pringgodigdo,” ujarnya.

Buku ini akan diterbitkan dalam tiga volume: Volume I (Masa Sidang Pertama BPUPK 29 Mei–1 Juni 1945), Volume II (Masa Reses dan Sidang Kedua BPUPK 10–17 Juli 1945), dan Volume III (Masa Sidang PPKI 18–22 Agustus 1945). Pembagian ini dimaksudkan untuk menggambarkan proses kelahiran, perumusan, dan pengesahan Pancasila secara utuh.

Adapun Kepala ANRI, Dr. Mego Pinandito menambahkan bahwa ini jadi bagian dari seri Naskah Sumber ANRI yang berisi arsip-arsip statis autentik hasil analisis, kurasi, dan narasi dengan kali menggandeng BPIP.

“Buku ini menghadirkan dokumen-dokumen penting yang menjadi bagian dari proses historis perumusan dasar negara Indonesia. Dengan demikian, buku ini bukan hanya menjadi catatan sejarah, melainkan juga referensi akademik dan sumber pembelajaran bagi peneliti, mahasiswa, dan masyarakat umum,” ujarnya.

Kemudian, dia menuturkan ANRI berkomitmen menghadirkan data sejarah yang sahih dan dapat dipertanggungjawabkan. Menurut dia, penguatan pemahaman terhadap Pancasila mesti disertai pembacaan sumber-sumber sejarah yang valid, seperti arsip yang telah dilestarikan ANRI.

Mego berharap Buku "Naskah Sumber Dasar Negara" bisa memberikan manfaat luas bagi Masyarakat. Dengan demikian, nilai Pancasila tak hanya diajarkan di ruang kelas, tetapi juga dihidupkan kembali melalui pengalaman langsung dalam melihat arsip sejarah yang berbicara sendiri. 

“Bagi generasi muda, ini akan menjadi pengalaman belajar yang tidak hanya informatif, tetapi juga membentuk kesadaran dan kebanggaan sebagai warga negara Indonesia,” tuturnya.