IFLA WLIC 2025 Dibuka, RI Hadirkan 5 Pemateri dari Perpusnas
- Dok. Perpusnas
Soraya Hariyani Putri – Censorship and Its Implications for the Accessibility of LGBTQIA+ Themed Collections in the National Library of Indonesia (19/08).
Vania Sukma Putri Daniswara – Digital Repository for Preserving Queer Archives Histories in Indonesia (19/08).
Kehadiran para pemateri ini disebut menunjukkan kapasitas sumber daya manusia Perpusnas dalam memberikan kontribusi nyata bagi pengembangan ilmu perpustakaan, akses informasi, dan literasi global.
Astana mengukir sejarah sebagai kota pertama di Asia Tengah yang menjadi tuan rumah IFLA WLIC 2025, menjadikannya pionir yang mempertemukan para profesional perpustakaan dunia. Dalam sejarah hampir seabad, wilayah ini baru dua kali menjadi tuan rumah kongres, dan hanya sembilan kali di Asia.
Acara pembukaan ditutup dengan ungkapan budaya Kazak “Do” yang berarti persahabatan, simbol persatuan komunitas perpustakaan dunia. Kongres ini diharapkan menjadi wadah strategis bagi para pemimpin, pustakawan, akademisi, dan praktisi informasi untuk memperkuat kerja sama, menghadirkan inovasi, dan membangun masa depan perpustakaan yang inklusif serta berkelanjutan.