Ibu Tunggal di Tangsel Hidup dari MBG: Bisa Sekolahkan Anak, Tolong Jangan Disetop!
- Istimewa
Mega bekerja bersama 46 orang lainnya di dapur MBG Tangerang Selatan. Dapur SPPG itu setiap hari memproduksi 3.300 porsi makanan untuk anak sekolah.
Di dapur itu ada posisi dengan tugas masing-masing seperti kepala SPPG, akuntan, ahli gizi, tim persiapan, juru masak, tim pemorsian, pengemasan, distribusi, hingga pencuci ompreng.
Mega menceritakan dirinya sempat khawatir akan diberhentikan setelah pihak SPPG tahu ia tengah hamil. Namun, pengelola tetap mengizinkan bekerja dengan jadwal shift yang lebih ringan. “Pas saya hamil, saya selalu masuk shift siang (13.00–21.00 WIB),” ujarnya.
Menurut Mega, dengan bekerja di SPPG, ia sangat terbantu untuk memberikan pendidikan kepada anak-anaknya. Selain itu, terbantu bisa memenuhi kebutuhan sehari-hari keluarga.
“Alhamdulillah saya bisa menyekolahkan anak saya dan juga bisa memenuhi kebutuhan sehari-hari,” katanya.
Mega juga merasa bangga karena ikut menyiapkan menu MBG untuk anak-anak sekolah termasuk anak kandungnya yang kini duduk di kelas 4 SD. “Saya bangga dikasih amanat untuk bekerja di sini,” ujarnya.
Dia menolak desakan MBG dihentikan sementara karena sejumlah insiden keracunan. Bagi dia, MBG ini bukan sekadar pekerjaan, melainkan penyelamat hidup.