Kepala Perpusnas Tegaskan Redefinisi Perpustakaan dan Pustakawan di Era AI di Kongres IPI

Kongres XVI Ikatan Pustakawan Indonesia (IPI)
Sumber :
  • Dok. Perpusnas

Oleh karena itu, perlu adanya redefinisi perpustakaan termasuk pustakawan di dalamnya. Perpustakaan harus menjadi ruang berkembangnya pusat ilmu pengetahuan, kreativitas, sekaligus ruang pemenuhan rasa ingin tahu masyarakat. 

Pameran Ruang Cipta 2025, Dorong Hilirisasi Digital dan SDM Melek Teknologi

“Kalau perpustakaan kita muliakan, pustakawannya pun harus dimuliakan. Pustakawan adalah garda depan yang menghubungkan warisan masa lalu dengan tantangan masa depan,” lanjutnya.

Kepala Perpusnas juga menitipkan sejumlah harapan kepada IPI sebagai organisasi profesi. Pertama, IPI harus memastikan anggotanya berkembang menjadi profesional dengan kompetensi yang mumpuni. Kedua, IPI harus menjadi wadah yang mengangkat martabat profesi pustakawan. 

Kepala Perpusnas Buka KPDI ke-16 di Tanjungpinang, Bahas Transformasi Perpustakaan di Era Kecerdasan Buatan

Ketiga, IPI harus mandiri dalam mengembangkan organisasi, tidak terus-menerus mengandalkan institusi lain. Keempat, IPI dapat menjadi mitra perpustakaan dalam mewujudkan tugas dan fungsi mulia sebagai wahana pengembangan ilmu pengetahuan dan kreativitas masyarakat.

Kongres XVI IPI yang digelar hingga 19 September 2025 di Batam bukan sekadar agenda rutin, melainkan forum tertinggi organisasi pustakawan. Forum ini akan meninjau AD/ART, kode etik, merumuskan program kerja, dan memilih Ketua Umum IPI periode 2025–2028.

Dari Kampus Menuju Industri: Lomba Video Animasi Nasional 2025 Buka Jalan Animator Indonesia

Pada kesempatan yang sama, Ketua Umum IPI, T. Syamsul Bahri, menekankan pentingnya momentum ini bagi masa depan profesi pustakawan.

“AI adalah pedang bermata dua. Di satu sisi AI menawarkan peluang besar berupa akses informasi yang cepat dan cerdas, layanan personalisasi dan efisiensi, di sisi lain kita tidak bisa menutup mata terhadap tantangan yang muncul seperti tantangan kompetensi, tantangan etika, tanggung jawab dan tantangan relevansi profesi,” ujarnya.

Halaman Selanjutnya
img_title