Bencana Kelaparan di Gaza Kian Parah, Ujian Moral Bagi Solidaritas Dunia Islam
- Abdel Kareem Hana/Foto AP
Jakarta, VIVA — Krisis kelaparan di Gaza, Palestina kian parah. Pemerintah RI mesti bisa menjalankan diplomasi kemanusiaan kepada negara-negara Arab seperti Mesir dan Yordania untuk segera membuka akses logistik bantuan ke Gaza.
Sekretaris Jenderal DPP Partai Keadilan Sejahtera (PKS), Muhammad Kholid mengatakan negara Arab seperti Mesir dan Yordania harus segera membuka akses agar bisa menyalurkan bantuan kemanusiaan ke Gaza.
“Gaza sedang menghadapi krisis kelaparan yang sangat parah. Ribuan anak-anak dan perempuan mengalami kelaparan ekstrem akibat tertutupnya akses terhadap makanan, air bersih, dan obat-obatan," kata Kholid, dalam keterangannya dikutip VIVA Jakarta, Selasa, 29 Juli 2025.
Dia menjelaskan dari laporan Integrated Food Security Phase Classification (IPC), lebih dari 2 juta penduduk Gaza termasuk sekitar 1 juta anak-anak terancam kelaparan masif dan malnutrisi.
Menurutnya, jika bencana kelaparan itu tak segera ditangani, maka akan menjadi bencana kemanusiaan yang lebih luas.
Dia bilang PKS mendukung penuh upaya Pemerintah RI untuk mendesak negara-negara Arab membuka blockade. Ia bilang negara Arab harus mengizinkan distribusi bantuan secara aman, luas, dan tanpa syarat yang menyulitkan.
Sekjen DPP PKS Muhammad Kholid
- Dok. PKS
Lebih lanjut, dia menambahkan posisi RI sebagai negara mayoritas Muslim yang konsisten membela perjuangan Palestina, memiliki posisi strategis. Ia bilang demikian karena RI bisa memimpin inisiatif diplomasi kemanusiaan baik secara bilateral, regional, maupun multilateral melalui forum Organisasi Kerja Sama Islam (OKI), Liga Arab, dan Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB).
“Kami mendorong Pemerintah Indonesia untuk memperkuat tekanan diplomatik terhadap negara-negara yang memiliki pengaruh geopolitik atas akses darat Gaza, terutama Mesir dan Yordania," lanjut Kholid.
"Jalur bantuan harus dibuka dan dijamin keamanannya untuk memastikan makanan dan obat-obatan sampai ke warga sipil yang membutuhkan,” ujarnya.
Kemudian, ia menambahkan pula bahwa solidaritas dunia Islam tidak boleh berhenti pada pernyataan politik semata. Dijelaskan dia, negara-negara Arab memiliki tanggung jawab moral, sejarah, dan keagamaan untuk bertindak cepat menyelamatkan rakyat Gaza dari kelaparan dan kepunahan yang sistematis.
Menurut dia, bencana kelaparan di Gaza bukan sekadar tragedi kemanusiaan.
"Ini adalah ujian moral bagi solidaritas dunia Islam. Jangan biarkan Gaza berubah menjadi kuburan massal akibat kelaparan yang sebenarnya bisa dicegah. Indonesia harus terus berada di garis depan perjuangan kemanusiaan global,” jelas Kholid.
Kholid juga mengajak seluruh elemen bangsa terus menunjukkan solidaritas terhadap rakyat Palestina. Ikhtiar itu bisa melalui doa, aksi kemanusiaan, serta kampanye publik di berbagai media dan forum.
“Mari kita perkuat suara, kirim bantuan, dan terus menekan dunia internasional untuk menghentikan blokade dan membuka akses kehidupan bagi rakyat Gaza. Ini bukan hanya tentang Palestina, ini tentang kemanusiaan,” ujarnya.