Ekonomi Jakarta Tumbuh 5,18 Persen pada Kuartal II-2025, Konsumsi Rumah Tangga Jadi Penopang

Ilustrasi Ekonomi Jakarta
Sumber :
  • VIVA.co.id/M Ali Wafa

JakartaKonsumsi rumah tangga dan investasi menopang pertumbuhan perekonomian Jakarta pada kuartal II-2025. Hal itu tercatat oleh Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi DKI Jakarta yang menghimpun data ekonomi dari sisi permintaan.

Dalami Motif Pemberian CSR ke Komisi XI DPR, KPK Bakal Periksa Pejabat BI dan OJK

Ekonomi Jakarta diketahui tercatat tumbuh 5,18 persen, lebih tinggi dibanding kuartal II-2024 yang 4,95 persen, secara tahunan/yoy.

"Dari sisi permintaan, konsumsi rumah tangga (RT) tumbuh kuat sebesar 5,13 persen (secara tahunan/yoy), meskipun melambat dibandingkan triwulan sebelumnya (5,36 persen;yoy)," kata Kepala Perwakilan BI Provinsi DKI Jakarta Ricky Perdana Gozali di Jakarta, Rabu, 6 Agustus 2025.

KPK Garap Deputi Direktur Hukum & Eks Kepala Departemen Komunikasi Bank Indonesia

Dia mengatakan, pertumbuhan yang tetap kuat didorong oleh meningkatnya aktivitas rekreasi sejalan dengan berlangsungnya periode libur anak sekolah, cuti bersama, serta beberapa Hari Besar Keagamaan Nasional (HBKN) seperti Idul Adha, Tahun Baru Islam, Paskah, dan Waisak.

Selain itu, kata Ricky, pemberian insentif pemerintah berupa diskon tarif transportasi darat, laut, dan udara serta diskon tarif jalan tol pada periode libur anak sekolah turut mendorong pertumbuhan konsumsi rumah tangga.

KPK Selidiki Dugaan Aliran Dana CSR BI-OJK dari Dua Tersangka ke Partai Politik

Dia lalu menyampaikan, investasi juga turut menjadi penopang pertumbuhan ekonomi Jakarta. Investasi pada triwulan II-2025 tumbuh 5,50 persen (yoy), meningkat dibandingkan triwulan sebelumnya (2,89 persen;yoy).

"Peningkatan didukung oleh berlangsungnya pembangunan berbagai proyek strategis pemerintah dan swasta yang bersifat multitahun, tercermin dari peningkatan impor barang modal," kata dia.

Selanjutnya dari sisi eksternal, ekspor tumbuh tinggi sebesar 17,26 persen (yoy) didorong terutama oleh pertumbuhan ekspor nonmigas yang sejalan dengan membaiknya ekspor produk otomotif, perhiasan/permata, mesin dan pesawat mekanik, serta berbagai produk kimia.

Impor juga tumbuh tinggi dari 16,24 persen (yoy) menjadi 16,99 persen (yoy) didorong oleh seluruh jenis barang impor, baik barang konsumsi, bahan baku, maupun barang modal.

Sementara itu, konsumsi pemerintah pada triwulan II 2025 tumbuh 5,16 persen (yoy), melambat dari triwulan sebelumnya (9,22 persen; yoy), seiring normalisasi belanja pegawai dan belanja bansos setelah berlangsungnya HBKN Idul Fitri pada triwulan I-2025.

Dari sisi lapangan usaha (LU), ekonomi Jakarta terutama ditopang oleh LU perdagangan yang tumbuh 5,91 persen (yoy) lebih tinggi dari triwulan sebelumnya (4,35 persen yoy), yang didorong oleh meningkatnya aktivitas masyarakat, terutama pada periode libur anak sekolah, cuti bersama dan HBKN.

Lapangan usaha informasi dan komunikasi juga tumbuh tinggi sebesar 5,65 persen (yoy) yang didorong oleh tetap tingginya penggunaan data dan internet serta jumlah penonton bioskop pada periode libur anak sekolah.

LU lainnya seperti LU konstruksi, LU jasa perusahaan, LU akomodasi dan makan minum serta LU transportasi dan pergudangan juga masih tumbuh tinggi didukung oleh tingginya aktivitas dan permintaan masyarakat pada periode libur anak sekolah, cuti bersama, serta berlangsungnya HBKN seperti Paskah, Waisak, IduI Adha dan Tahun Baru Islam.

Adapun perekonomian DKI Jakarta dengan pangsa 16,61 persen terhadap Nasional pada triwulan II 2025 meningkat dibandingkan triwulan sebelumnya (4,95 persen;yoy).

Pertumbuhan ekonomi Jakarta tersebut lebih tinggi dibandingkan pertumbuhan ekonomi nasional (5,12 persen; yoy).

Ricky mengatakan, Kantor Perwakilan Bank Indonesia DKI Jakarta akan terus memonitor perkembangan berbagai indikator perekonomian baik ditingkat daerah, nasional,maupun global.

Selain itu, sinergi dengan Pemerintah Provinsi DKI Jakarta akan terus diperkuat untuk menjaga momentum pertumbuhan ekonomi DKI Jakarta di berbagai sektor guna mencapai pertumbuhan ekonomi yang tinggi, inklusif, dan berkelanjutan, serta mewujudkan Jakarta sebagai Kota Global yang berdaya saing. (Ant)