Profil Kwik Kian Gie, Sosok Tegas yang Tak Pernah Takut Mengkritik Kekuasaan

Mantan Menko Ekuin, Kwik Kian Gie
Sumber :

JakartaKwik Kian Gie, yang dikenal sebagai Salah satu sosok ekonom paling tajam dan konsisten di Indonesia, meninggal dunia pada Senin malam, 28 Juli 2025. Nama Kwik Kian Gie bukan sosok asing di panggung ekonomi dan politik nasional. Ia dikenal sebagai ekonom vokal, pendidik visioner, sekaligus politisi yang tak segan menyuarakan kritik demi keberpihakan kepada rakyat kecil.

Wafat di Usia 68 Tahun, Ini Profil Mantan Menteri Agama RI Suryadharma Ali

Lahir di Juwana, Pati, Jawa Tengah, pada 11 Januari 1935, Kwik tumbuh dalam keluarga keturunan Tionghoa yang menjunjung tinggi nilai pendidikan. Selepas menempuh pendidikan dasar di Indonesia, ia melanjutkan studi ekonomi di Nederlandsche Economische Hogeschool di Rotterdam, Belanda, dan lulus pada tahun 1963.

Meski berpendidikan luar negeri, semangat nasionalismenya tak luntur. Sekembalinya ke Tanah Air, Kwik mengabdikan diri dalam dunia pendidikan dan pembangunan ekonomi kerakyatan.

Analisa Ekonom soal Kesepakatan Dagang RI-AS: Sudah Membuat Kita Terhindar dari Kemungkinan Terburuk

Dari Akademisi ke Kursi Menteri

Karier politik Kwik menanjak usai reformasi bergulir. Ia dipercaya menjadi Menteri Koordinator Bidang Ekonomi, Keuangan, dan Industri (Menko Ekuin) dalam Kabinet Presiden Abdurrahman Wahid (1999–2000). Setelah itu, ia menjabat sebagai Kepala Bappenas di era Presiden Megawati Soekarnoputri (2001–2004).

Ekonom Kwik Kian Gie Meninggal Dunia, Sandiaga Uno: Indonesia Berduka

Namun, jabatan tak membuatnya tunduk pada kekuasaan. Kwik tetap lantang menentang liberalisasi ekonomi yang dinilai merugikan bangsa. Ia bersikukuh agar kebijakan ekonomi tetap berpihak pada rakyat dan tidak dikendalikan oleh kepentingan asing.

Sekolah dan Pemikiran yang Abadi

Tak hanya berkecimpung dalam birokrasi, Kwik juga membangun warisan pendidikan. Ia mendirikan Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Institut Bisnis Indonesia (STIE IBII) yang kini dikenal dengan nama Kwik Kian Gie School of Business. Lewat lembaga ini, ia berharap lahir para ekonom muda yang tidak hanya cerdas secara teori, tetapi juga punya nurani.

Dalam berbagai kesempatan, Kwik juga dikenal produktif menulis opini dan buku. Pemikirannya tajam, lugas, dan penuh integritas. Ia kerap mengkritisi penjualan BUMN, utang luar negeri, hingga kebijakan yang tidak sensitif terhadap wong cilik.

Politisi yang Tak Lupa Akar

Sebagai politisi, Kwik dikenal sebagai tokoh kunci di PDI Perjuangan. Ia pernah menjabat Ketua Litbang DPP dan menjadi salah satu loyalis Megawati Soekarnoputri ketika partai itu ditekan oleh rezim Orde Baru.

Meski sudah tidak aktif di panggung politik, suara Kwik masih terus didengar. Ia dianggap sebagai sosok langka: ekonom yang jujur, independen, dan berani melawan arus demi kebenaran.

Warisan Gagasan untuk Negeri

Kwik Kian Gie bukan hanya tokoh yang hadir dalam data sejarah. Ia adalah pelita dalam dunia ekonomi yang kerap suram oleh kepentingan. Semangatnya dalam menjaga kedaulatan ekonomi, memperjuangkan pendidikan, dan menyuarakan keadilan sosial, terus menjadi inspirasi hingga hari ini.

“Kalau semua dijual, apa lagi yang dimiliki bangsa ini?” adalah salah satu kutipannya yang membekas.

Kwik telah menunjukkan bahwa ilmu dan idealisme bisa berjalan beriringan. Ia adalah bukti bahwa suara hati bisa lebih nyaring daripada gemuruh kekuasaan.