Penerapan Kebijakan Inklusif, Kunci Peluang Setara dan Pemberdayaan Perempuan
- Istimewa
Dwi mencontohkan bentuk yang paling nyata terkait urusan pekerjaan rumah tangga dan perawatan anggota keluarga adalah tanggung jawab perempuan. Padahal, tidak seharusnya demikian. Laki-laki bisa juga membentu perempuan dalam menyelesaian urusan pekerjaan rumah tangga.
Dijelaskan dia, pihak UN Women Indonesia juga berkolaborasi dengan sektor swasta untuk mengintegrasikan Prinsip-Prinsip Pemberdayaan Perempuan (WEPs). Bagi Dwi, penerapan kebijakan untuk mendukung pemberdayaan perempuan penting.
"Sehingga mendorong kebijakan tempat kerja ramah keluarga, sebagai satu cara untuk meningkatkan partisipasi angkatan kerja perempuan," tutur Dwi.
Maka itu, dia juga menyarankan agar pihak perusahaan bisa membuat kebijakan inklusif untuk memaksimalkan pemberdayaan perempuan di lingkungan kerja. Kata Dwi, kebijakan inklusif perusahaan penting untuk memberikan peluang yang setara dan menciptakan lingkungan yang mendukung pemberdayaan perempuan.
Menurut dia, perusahaan yang memperjuangkan kesetaraan gender akan mempromosikan hak perempuan. Dengan demikian, diharapkan tak hanya mendorong kemajuan sosial, tetapi juga dapat mengembangkan kemampuan pekerja perempuan.
Sementara, pembicara lain dalam diskusi yakni Komisaris Independen OCBC, Betti Alisjahbana, menyampaikan perempuan dan laki-laki sama-sama memiliki potensi untuk berprestasi dan berkontribusi secara maksimal.
Dia menceritakan penting bagi seorang perempuan dalam menghadapi stigma berbasis gender. Ia menekankan perempuan sebaiknya memilih untuk tetap fokus berkarya dan membuktikan diri lewat dedikasi, prestasi, dan integritas.