Wapres Gibran Tinjau Pengungsi Banjir Bali, Prioritaskan Penanganan Anak dan Lansia

Wapres Gibran Tinjau Pengungsi Banjir Bali
Sumber :
  • Maha Liarosh

VIVA Jakarta – Banjir bandang yang menerjang sejumlah wilayah di Bali pada Kamis, 10 September 2025, masih menyisakan duka. Hingga kini, sebagian warga terdampak masih harus bertahan di posko-posko pengungsian.

Banjir Bali, BNPB Sebut Korban Meninggal Bertambah Jadi 16 Orang

Wakil Presiden RI, Gibran Rakabuming Raka, turun langsung meninjau para korban. Ia menyambangi beberapa titik pengungsian pada Jumat, 12 September 2025, di antaranya posko Banjar Toh Pati Kertalangu, Denpasar, Banjar Sedana Merta Ubung, serta Pasar Badung.

Wapres Gibran Tinjau Pengungsi Banjir Bali

Photo :
  • Maha Liarosh
Banjir dan Longsor Landa Bali, BNPB: 14 Orang Meninggal, Ratusan Warga Mengungsi

Di posko Toh Pati Kertalangu sendiri, tercatat ada 80 jiwa yang mengungsi. Mereka terdiri dari berbagai kelompok usia, mulai dari balita, anak-anak, orang dewasa, hingga para lansia.

Dalam kunjunganya, Wapres Gibran Gibran banyak mendengarkan keluhan warga. Hampir seluruh warga yang ada di posko pengungsian itu rumahnya terendam air dari 2 meter hingga 3 meter. 

Banjir Bali, DPR Ingatkan Kementerian PU Soal Drainase dan Infrastruktur Hijau

Gibran memberikan instruksi agar penanganan diprioritaskan untuk bayi, anak-anak dan lansia. Ia juga meminta, penanganan kesehatan untuk korban juga diutamakan. 

Selain itu, Wapres juga meminta penanganan cepat perbaikan fasilitas umum seperti sekolah yang rusak, infrastruktur dan tempat ibadah.

"Nanti di hari Senin, adik-adik bisa tetap bisa bersekolah supaya kegiatan belajar mengajar bisa berjalan dengan baik," kata Gibran, Jumat.

"Dan saya titip, terutama untuk anak-anak, lansia, ibu hamil, bayi, ibu menyusui, ini tolong diprioritaskan, yang penting bapak ibu tenang,  nanti kita tampung lagi keluhan-keluhan yang masuk," tambah Wapres. 

Gibran mengungkap laporan asesmen yang diterimanya untuk saat ini adalah, pemulihan bangunan yang rusak dan tempat tinggal. Warga juga kehilangan surat-surat berharga seperti sertifikat tanah, dokumen penting hingga kartu keluarga. 

Dalam dialog bersama warga, salah satu pengungsi bernama Ketut menyampaikan usulan agar infrastruktur dan sistem pengairan diperbaiki. Ketut mengatakan, di wilayah pemukimannya selama ini jadi langganan banjir. 

"Karena banyak pengembang-pengembang yang membangun, air dari Penatih turun ke Kesiman dan saluran air jadi mampet," kata Ketut.

Wapres Gibran Tinjau Pengungsi Banjir Bali

Photo :
  • Maha Liarosh

Sementara pengungsi lain yang terdampak banjir Ida Ayu Suryawati saat berdialog dengan Wapres Gibran menyampaikan keluhanya bahwa toko miliknya ludes akibat banjir. 

"Tokonya hancur, ludes, barangnya semua basah tak terselamatkan," kata Suryawati.

Menurutnya kerugian yang ia alami sangat besar sehingga dirinya membutuhkan bantuan uang. Ia juga mengaku trauma atas kejadian yang dialaminya. 

"Karena untuk bangkit itu rasanya sangat berat sekali ya. Dan ada trauma besar karena airnya itu sangat tinggi sekali," jelasnya.