Pengamat: MBG Bukan Sekadar Kebijakan Teknokratik, Kalau Ada Masalah Solusinya Harus Segera Ditemukan
- Antara FOTO
VIVA Jakarta — Indonesia Food Security Review (IFSR) meluncurkan situs Review MBG berbasis publik. Dengan cara itu, bisa memfasilitasi siswa, orang tua, hingga masyarakat, untuk memberi ulasan terkait menu program Makan Bergizi Gratis (MBG).
Review MBG punya tujuan agar para penerima manfaat MBG baik pelajar hingga guru bisa merasakan dan melihat menunya. Selain itu, bisa memberikan feedback (ulasan) baik yang buruk atau baik.
Terkait itu, pengamat politik sekaligus Direktur Eksekutif Arus Survei Indonesia, Ali Rif’an, menganalisasi situs tersebut merupakan bagian dari upaya partisipasi publik terhadap program MBG. Menurut dia, hal itu setidaknya informasi soal MBG tak hanya soal keracunan saja yang muncul dan ramai dibicarakan.
Tapi, kata Ali, juga dibahas soal partisipasi warga yang mendorong agar MBG bisa terlaksana dengan baik.
“Ini bagian dari partisipasi publik untuk mengawal dan menjaga supaya program MBG bisa berjalan dan terlaksana dengan baik. Jadi, informasi soal yang positif soal MBG juga perlu muncul, bukan yang negatif saja,” kata Ali, Kamis, 2 Oktober 2025.
program MBG di Papua.
- Istimewa
Ali menuturkan program MBG pemerintahan Prabowo Subianto menjangkau puluhan juta siswa di Indonesia. Dengan demikian, partisipasi aktif publik sangat diperlukan.
Apalagi, kata dia, salah satu tujuan MBG ini untuk mengurangi angka stanting di Tanah Air yang masih tinggi. Upaya itu termasuk membangunan fondasi Sumber Daya Manusia (SDM) Indonesia yang unggul dan kompetitif.
Ali pun merujuk data Survei Status Gizi Indonesia (SSGI) 2024 yang mencatat prevalensi stunting masih 19,8%. Human Capital Index (HCI) Indonesia pun hanya 0,54. Hal itu menandakan anak Indonesia baru akan mencapai 54% potensi produktivitasnya saat dewasa.
Lebih lanjut, dia menuturkan partisipasi publik untuk kesuksesan program MBG penting. Harapannya program MBG bisa mengurangi stunting di Indonesia.
"Bayangkan, dampak stunting ini nyata: penurunan IQ, produktivitas rendah, dan ancaman terhadap bonus demografi. Kalau kita goyah dalam program gizi seperti MBG, kita akan rugi besar di masa depan,” tutur Ali.
Kemudian, Ali mengatakan MBG merupakan janji politik Prabowo saat Pilpres 2024. Program MBG jadi strategi jangka panjang menuju Indonesia Emas 2045.
“Dalam pengamatan saya, MBG ini bukan sekadar kebijakan teknokratik, melainkan mandat politik dari rakyat. Kalau ada masalah, solusinya harus ditemukan segera agar program tetap berjalan sesuai target dan sesuai yang diharapkan,” katanya.