Lucu tapi Serius, Kiai Sholeh 'Sentil' KPK: Malinge di Utara, Kok Goleki di Selatan

Pengasuh Ponpes Ngalah Sengonagung, Pasuruan, KH M. Sholeh Bahruddin
Sumber :
  • Tangkapan layar video

VIVA Jakarta - Pengasuh Pondok Pesantren Ngalah Sengonagung, Pasuruan, Jawa Timur, KH M. Sholeh Bahruddin mengkritik Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK). Kiai Sholeh heran karena ada penyidik KPK yang seperti 'salah alamat' memeriksanya soal dugaan aliran dugaan korupsi kuota tambahan haji 2023-2024.

Korupsi Kuota Haji, KPK Kembali Terima Pengembalian Uang dari Kelompok Himpuh

Omongan Kiai Sholeh itu disampaikan saat ceramah pengajian di Pasuruan yang videonya viral di media sosial termasuk platform TikTok. Ia menceritakan berawal saat dirinya yang didatangi penyidik KPK di rumahnya.

Kata dia, saat itu, penyidik KPK yang datang melakukan pemeriksaan dengan meminta penjelasan darinya soal dugaan aliran dana haji. Tapi, Kiai Sholeh tak menyebut nama penyidik KPK itu.

KPK Kemungkinan Panggil Istri Ridwan Kamil

“Penyidik bertanya tentang dirinya ‘bapak bernama Sholeh?’. Saya katakan, nama Sholeh banyak pak, tapi kalau Sholeh Bahruddin, ya saya di Purwoasri,” cerita Kiai Sholeh dalam video yang dikutip pada Selasa, 30 September 2025.

Penyidik KPK itu pun menjelaskan kedatangannya menemui Sholeh untuk menelusuri dugaan aliran dana haji.

KPK Bakal Hadirkan Bobby Nasution dalam Sidang Korupsi Jalan di Sumut

“Mau tanya kiai, menelusuri dana aliran haji," kata penyidik ke kiai Sholeh.

Kiai Sholeh pun merespons dengan menjawab bahwa dirinya bukan pengurus haji. Menurut dia, penyidik itu salah alamat.

“Maaf pak, saya bukan pengurus haji, dan saya bukan pengurus NU, (anda) keliru alamat. Malinge ndik lor, kok goleki kidul (pencurinya berada di utara, anda mencarinya di selatan),” jelas kiai Sholeh dalam ceramahnya.

Gedung KPK RI

Photo :
  • VIVA Jakarta/Edwin Firdaus

Menurut Kiai Sholeh, dirinya merasakan keseriusan KPK dalam menelusuri aliran dana dugaan korupsi jual beli kuota tambahan haji 2023-2024. Meskipun menurutnya, kedatangan penyidik KPK menemuinya terkesan lucu karena dinilai salah alamat.

Kiai Soleh menilai, penyidikan dugaan korupsi kuota tambahan haji oleh KPK dengan menelusuri aliran dana yang diduga melibatkan petinggi PBNU bisa dilakukan dengan memeriksa semua struktural. Hal itu baik tingkat PBNU hingga cabang.

“Kalau mau mencari (aliran dana dugaan korupsi), mulai PBNU sampai cabang itu, periksa semua. Pasti ketemu, nanti ketemu. Malingnya di sana, kok mencarinya di sini," tutur Kiai Sholeh.

Sebelumnya, A'wan PBNU, KH Abdul Muhaimin bicara soal penelusuran KPK terkait aliran dana korupsi haji. Kiai Muhaimin mendatangi Gedung Merah Putih, kantor KPK RI, Jumat, 26 September 2025.

Dia datang bersama 2 kiai lainnya atas nama Forum Silaturrohim Kiai dan Pesantren (FORSIKAP).

Kiai Muhaimin menjelaskan penyampaian Plt. Deputi Penindakan dan Eksekusi KPK, Brigjen Pol Asep Guntur Rahayu. Saat itu, FORSIKAP minta agar KPK segera menetapkan tersangka dugaan korupsi jual beli kuota tambahan haji 2023-2024.

“Waktu kita minta KPK agar segera menetapkan tersangka, pak Asep menjelaskan penyidik KPK yang masih terus melakukan pemeriksaan dan penelusuran aliran dana dugaan korupsi kuota tambahan haji, terutama di Jawa Timur,” kata Kiai Muhaimin yang mengenal dekat Kiai Sholeh.

Menurut dia, pernyataan Brigjen Asep agar FORSIKAP ikut mendoakan KPK agar bisa segera menetapkan tersangka dalam kasus itu.

“Dia minta kita bersabar, karena dugaan korupsi jual beli kuota tambahan melibatkan lebih dari 400 travel dan aliran dana menyebar ke mana-mana," lanjut Kiai Muhaimin menirukan omongan Brigjen Asep.

"Jadi, tidak semuanya bisa diperiksa. Tapi, telah cukup kuat konstruksi peristiwa tindak pidana dan bukti-buktinya,” tuturnya.